Tag: dengan

  • Adu Gaji Pembalap Johann Zarco dengan Marc Marquez, Bak Bumi dan Langit : Heartdesign Sports

    Adu Gaji Pembalap Johann Zarco dengan Marc Marquez, Bak Bumi dan Langit : Heartdesign Sports

    arlaindofood.co.id – Johann Zarco (kiri) dan Marc Marquez di MotoGP Prancis 2025. (Foto: MotoGP) ADU gaji pembalap Johann Zarco dengan Marc Marquez menarik untuk dikulik. Pasalnya gaji Zarco dan Marquez bak bumi dan langit, sehingga tak heran menarik perhatian para pencinta ajang balap MotoGP. Johann Zarco menjadi sorotan usai memenangkan balapan di Sirkuit Le Mans, Prancis, pada Minggu 11 Mei 2025. Rider LCR Honda itu sekaligus mencetak sejarah sebab menjadi pembalap asal Prancis pertama yang mampu juarai di sirkuit itu sejak terakhir kali pada 1954. Selain itu, kemenangan di Sirkuit Le Mans itu juga jadi kemenangan perdananya sejak terakhir kali dimenangkan pada MotoGP 2023. Adu Gaji Johann Zarco dan Marq Marquez Melansir berbagai sumber, Selasa (13/5/2025), Johann Zarco masuk dalam salah satu dari lima pembalap MotoGP dengan gaji tertinggi musim ini. Tercatat, Zarco berada di urutan kelima bersama dengan pembalap KTM Tech3, Maverick Vinales. Keduanya mendapatkan gaji 4 juta euro atau setara Rp74 miliar per musim. Johann Zarco memenangi MotoGP Prancis 2025 (Foto: Instagram/@lcr.team) Sementara itu, pembalap dengan gaji tertinggi ditempati oleh Marc Marquez (Ducati Lenovo) dan Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) dengan nominal 12 juta Euro atau Rp223 miliar per musim. Tak hanya jadi salah satu rider dengan pendapatan tertinggi, Zarco juga berstatus sebagai rider atau pembalap tertua di MotoGP 2025 dengan usia 34 tahun.   Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://sports.okezone.com/read/2025/05/13/38/3138601/adu-gaji-pembalap-johann-zarco-dengan-marc-marquez-bak-bumi-dan-langit

  • Dani Pedrosa Heran dengan Penampilan Francesco Bagnaia di MotoGP Prancis 2025 : Heartdesign Sports

    Dani Pedrosa Heran dengan Penampilan Francesco Bagnaia di MotoGP Prancis 2025 : Heartdesign Sports

    arlaindofood.co.id – Pembalap Tim Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia. (Foto: Instagram/ducaticorse) LE MANS – Mantan pembalap MotoGP, Dani Pedrosa, mengaku heran dengan penampilan Francesco Bagnaia di MotoGP Prancis 2025. Pedrosa mengkritik aksi Bagnaia yang begitu buruk hingga kehilangan strategi pada balapan seri keenam dari MotoGP 2025 tersebut. Bagnaia menjalani akhir pekan yang mengecewakan di Sirkuit Le Mans, Prancis. Pembalap anyar Ducati Lenovo itu gagal mengamankan satu pun poin dari dua sesi balapan MotoGP Prancis 2025. Di sprint race, Bagnaia mengalami kecelakaan dan tidak bisa menyelesaikan lomba. Nasib serupa terulang di balapan utama yang digelar pada Minggu (11/5), ketika dia terjatuh usai bersenggolan dengan Enea Bastianini. Meski masih mampu melanjutkan balapan, Bagnaia hanya finis di posisi ke-16. 1. Kritik Performa Bagnaia Pedrosa pun menyoroti performa juara dunia dua kali itu. Menurutnya, Bagnaia tidak tampil dengan baik. Murid Valentino Rossi itu terlalu banyak kehilangan posisi, padahal memulai balapan dari posisi keenam. “Bagi Pecco, akhir pekan ini berjalan sangat buruk. Kemarin dia jatuh di tikungan 2, dan hari ini kejadian serupa terulang saat Bastianini masuk dari dalam dan menyenggolnya hingga terjatuh,” kata Pedrosa, dilansir dari Motosan, Senin (12/5/2025). “Tapi perlu dicatat, Pecco tiba sangat pelan di tikungan pertama. Kita lihat dia disalip dari dalam dan luar oleh banyak pembalap. Lalu saat Bastianini masuk, Pecco justru menutup jalur, dan Bastianini tak punya ruang. Dia menyenggol bordir dan sedikit menyentuh Pecco hingga jatuh,” lanjutnya. Dani Pedrosa. MotoGP 2. Ragu dengan Strategi Sendiri Lebih lanjut, Pedrosa menilai kalau penyebab utama penurunan performa Bagnaia adalah keraguannya terhadap strategi ban yang digunakan sejak awal balapan. Hal itu berdampak besar terhadap kepercayaan diri sang pembalap asal Italia. “Saya rasa saat di grid, Pecco tidak yakin apakah strateginya benar. Di sighting lap, hanya ada beberapa pembalap yang menggunakan ban hujan, dan dia mengangkat tangan seolah bertanya, ‘Apa yang sedang terjadi? Apakah saya salah lagi?’ Semua pembalap referensinya masuk ke pit untuk ganti slick. Saya rasa saat itu kepercayaan dirinya terhadap strateginya hilang, sehingga dia tidak memulai balapan dengan percaya diri. Itulah kenapa dia mengerem lebih awal,” ucap Pedrosa.   Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://sports.okezone.com/read/2025/05/12/38/3138384/dani-pedrosa-heran-dengan-penampilan-francesco-bagnaia-di-motogp-prancis-2025

  • Akulturasi dengan Tionghoa beri dampak pada kekayaan budaya Indonesia

    Akulturasi dengan Tionghoa beri dampak pada kekayaan budaya Indonesia

    Heartdesign.my.id – Jakarta (Heartdesign) – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut adanya akulturasi budaya Indonesia dengan Tionghoa memberikan dampak yang signifikan terhadap kebudayaan Nusantara hingga saat ini. “Akulturasi budaya Tionghoa memberi dampak signifikan dalam memperkaya keberagaman budaya Indonesia,” kata Fadli Zon pada pembukaan pameran Kongsi: Akulturasi Tionghoa di Nusantara di Museum Nasional, Jakarta, Senin. Fadli mengatakan kekayaan budaya Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke sebelumnya telah mendapatkan pengaruh budaya negara lain. Misalnya seperti Tiongkok, India, Timur Tengah, Eropa hingga Amerika. Percampuran budaya itu terjadi karena adanya faktor interaksi antara pedagang Tionghoa dengan warga lokal. Misalnya dalam dunia sastra, para penyair lokal yang awalnya menuliskan syair-syair menggunakan daun lontar atau kulit pohon, jadi menggunakan lembaran kertas yang dibawa orang-orang Tiongkok ke Nusantara kala itu. Baca juga: Menteri Kebudayaan catat cagar budaya nasional capai 228 unit Baca juga: Menbud buka festival peringatan satu abad Pramoedya Ananta Toer Dari sisi kebudayaan, adanya faktor perkawinan dari dua ras yang berbeda menciptakan motif batik baru pada pakaian-pakaian yang dikenakan, seperti kebaya encim, kerah sanghai sampai baju koko. Kemudian di dunia kuliner, muncul makanan berupa bakmi, teh, lumpia dan bakso. Menurutnya, semua kekayaan tersebut merupakan bukti konkret dari hubungan baik yang terjalin antara masyarakat Tionghoa dengan warga lokal. “Dari rute percobaan maritim dari era Sriwijaya dan Majapahit, ke warisan peranakan yang terus berkembang hari ini, legasi ekoliterasi merupakan fitur yang menakjubkan dalam sejarah kita,” ujar dia. Dalam kesempatan itu, Fadli turut menekankan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan telah menjadi melting point atau tempat bertemunya berbagai budaya tersebut. Dengan demikian, dirinya berharap masyarakat dapat menjaga seluruh warisan budaya tersebut. Salah satunya melalui kunjungan ke museum guna menambah wawasan terkait sejarah bangsa baik dari sisi cerita maupun pengetahuan soal peninggalan sejarah lainnya. Baca juga: Menbud: Perjuangan pers tidak bisa dipisahkan dari budaya bangsa Baca juga: Menbud Fadli Zon: Museum Lambung Mangkurat jadi pusat budaya Kalsel Baca juga: Menbud belum akan daftarkan dangdut ke UNESCO pada 2025 karena ini Pewarta: Hreeloita Dharma ShantiEditor: MahmudahCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4640081/akulturasi-dengan-tionghoa-beri-dampak-pada-kekayaan-budaya-indonesia

  • Gen Z cari pengalaman lokal dengan berkunjung ke desa wisata

    Gen Z cari pengalaman lokal dengan berkunjung ke desa wisata

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Pengamat pariwisata dari Universitas Andalas Sari Lenggogeni menyebut bahwa saat ini para wisatawan terutama yang berasal dari kalangan generasi Z lebih gemar mencari pengalaman lokal yang dianggap menyenangkan di desa wisata. Sari, saat dihubungi Heartdesign di Jakarta, Rabu, mengutip survei yang dilakukan sebuah platform pemesanan hotel, menyebutkan Gen Z mencari tempat wisata yang mengadopsi konsep berkelanjutan dan pengalaman lokal, yang kerap ditawarkan desa wisata. Sari menekankan saat ini gen Z memiliki ketertarikan untuk menjadi bagian dari sebuah budaya lokal. Misalnya, mulai dari tempat penginapan yang tradisional, menggunakan sepeda yang dipakai warga sehari-hari, dan aneka kebiasaan lainnya. Baca juga: Survei: Wisatawan Gen Z dan milenial berlibur untuk hilangkan stres Gen Z, katanya, juga gemar datang ke destinasi seperti desa wisata yang dianggapnya tertata, mempunyai perkumpulan (komunal) yang spesifik. “Misalnya apakah komunal dapur, ruang tamu komunal, macam-macam ya. Itu bisa diciptakan sehingga orang merasa ada interaksinya tinggi, ada kebersamaan di sana, ini yang harus dibuat atraksi-atraksi inovatif ini dan kesiapan kebersihan serta tata kelolanya, tata letak infrastruktur, tata kelola,” kata Sari. Menurut Sari, minat yang besar tersebut tidak boleh membuat pengelola desa wisata melupakan prinsip lokal. Semua pihak yang terlibat diharapkan tetap menjunjung tinggi nilai, kepercayaan serta aturan-aturan yang ada untuk diikuti oleh para wisatawan. “Misalnya tata ruangnya seperti di Bali juga ada kan ada asas-asas, itu prinsip dalam membangun suatu daerah, di Toba pun juga seperti itu. Ini yang harus dijaga. Ini harus dikawal bersama secara bottom up dan top down,” ujar dia. Hal lain yang juga dicari oleh wisatawan dari kalangan Gen Z adalah pengalaman slow living (hidup dalam laju lambat) yang dianggap menenangkan. Para wisatawan menganggap bahwa slow living yang otentik datang dari nilai-nilai yang diterapkan oleh desa wisata itu sendiri. Baca juga: Begini kata aktris muda soal “slow living” yang banyak dipilih pemuda Biasanya wisatawan yang ingin melakukan slow living bakal menghabiskan waktu sekitar tujuh hari atau lebih untuk menetap menikmati kebudayaan dan keseharian warga lokal di satu tempat. Berbeda dengan fast tourism (berwisata dalam waktu kunjung singkat) yang hanya menghabiskan waktu selama tiga atau empat hari. Oleh karena itu, Sari berharap Kementerian Pariwisata dapat memperhatikan kluster desa wisata dan menentukan mana desa yang harus dijadikan prioritas, termasuk desa-desa yang sudah mendapatkan penghargaan internasional. Langkah tersebut dinilai dapat mendorong wisatawan untuk melakukan kunjungan ulang,sehingga pertumbuhan ekonomi terutama dari sektor pariwisata dapat dijaga. “Jadi, harus dijaga, kesiapan destinasi harus siap, ini yang harus jadi fokus Kementerian Pariwisata. Misalnya berapa yang kemarin dapat penghargaan ASEAN Awards, itu harus segera jadi perhatian karena itu bisa dikurasikan seperti apa wisatanya, bisa jadi bench marking atau edukasi,” ucap Sari. Baca juga: Menempa Gen Z menuju Indonesia Emas Baca juga: Menpar laporkan kenaikan kunjungan wisata dalam periode 100 hari kerja Baca juga: Pusat edukasi hiu paus resmi dibuka di Teluk Saleh Pewarta: Hreeloita Dharma ShantiEditor: Natisha AndarningtyasCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4629593/gen-z-cari-pengalaman-lokal-dengan-berkunjung-ke-desa-wisata