Tag: Desa

  • Desa wisata dinilai munculkan pahlawan lokal yang dorong perekonomian

    Desa wisata dinilai munculkan pahlawan lokal yang dorong perekonomian

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Pengamat pariwisata asal Universitas Andalas Sari Lenggogeni menilai bahwa program desa wisata yang diusung oleh Kementerian Pariwisata telah memunculkan pahlawan lokal yang mendorong pertumbuhan perekonomian di area sekitar. “Mereka (orang pariwisata yang kehilangan pekerjaan) ke kampung dan menjadi pahlawan bagi warganya. Memang tidak gampang membangunnya (desa wisata) karena akan ada banyak isu sosial budaya seperti penerimaan dari masyarakat yang literasinya kurang tentang pariwisata dan dampaknya sehingga ada resistensi,” kata Sari saat dihubungi Heartdesign di Jakarta, Rabu. Sari mengatakan desa wisata telah menggerakkan pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat. Pada zaman pandemi COVID-19 misalnya, para pahlawan lokal yang muncul itu merupakan kelompok masyarakat dari sektor pariwisata yang kehilangan pekerjaan. Baca juga: Kemenpar diharap buat “blue print” bagi desa peraih penghargaan dunia Kala itu sektor pariwisata kehilangan sekitar 82 persen lapangan pekerjaan, yang mengharuskan pelaku usaha memecat pegawai atau merampingkan perusahaannya. Penggerak pariwisata itulah yang kembali ke kampung halaman dan berupaya menggerakkan kampungnya agar jadi destinasi wisata. “Kelompok penggerak desa wisata ini kebanyakan dari gen Z dan milenial. Mereka yang membuat regenerasi pertumbuhan pelaku usaha wisata yang memahami dampak pariwisata,” ujar dia. Meski para penggerak pariwisata muda itu kemungkinan bakal mengalami masalah dari sisi sosial dan budaya, namun, Sari melihat program itu mendorong mereka untuk menyelamatkan lingkungan dan membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. “Saya rasa ini investasi luar biasa untuk pembangunan SDM dan keberlanjutan lingkungan melalui desa wisata ini,” kata dia. Baca juga: Sejumlah desa wisata raih penghargaan di ASEAN Tourism Award 2025 Sari turut menilai bahwa program itu membuat pemerintah melalui Kementerian Pariwisata mendukung penuh pertumbuhan pariwisata sejak dari akar rumput. “Menurut saya telah mengorkestra pertumbuhan desa wisata yang kemudian ada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), ada pengumpulan data dari Jadesta (Jejaring Desa Wisata) yang jumlahnya sangat banyak dan ternyata potensinya sangat luar biasa. Artinya di sini Pemerintah Indonesia mendukung pertumbuhan pariwisata melalui bottom up,” ujar Sari. Oleh sebab itu, Sari menyarankan supaya pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata tidak hanya memberikan pendampingan maupun menggencarkan promosi, tapi, juga membuatkan rencana jangka panjang dari keberlangsungan ekosistem pariwisata di desa tersebut. Rencana jangka panjang diperlukan untuk mempersiapkan warga desa menyambut kedatangan wisatawan baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Selain itu, diharapkan rencana tersebut mendorong masyarakat desa untuk melakukan antisipasi terhadap dampak-dampak yang mungkin terjadi di kemudian hari serta meningkatkan kualitas fasilitas di desa maupun mutu pengalaman yang ditawarkan. Baca juga: Desa Wisata Saribu Gonjong terima penghargaan Asean Tourism 2025. Baca juga: Menpar kunjungi Desa Wukirsari Bantul peraih Best Tourism Village 2024 Baca juga: Wamenpar petakan potensi Desa Wisata Tinalah di Kulon Progo Pewarta: Hreeloita Dharma ShantiEditor: Natisha AndarningtyasCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4629589/desa-wisata-dinilai-munculkan-pahlawan-lokal-yang-dorong-perekonomian

  • Gen Z cari pengalaman lokal dengan berkunjung ke desa wisata

    Gen Z cari pengalaman lokal dengan berkunjung ke desa wisata

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Pengamat pariwisata dari Universitas Andalas Sari Lenggogeni menyebut bahwa saat ini para wisatawan terutama yang berasal dari kalangan generasi Z lebih gemar mencari pengalaman lokal yang dianggap menyenangkan di desa wisata. Sari, saat dihubungi Heartdesign di Jakarta, Rabu, mengutip survei yang dilakukan sebuah platform pemesanan hotel, menyebutkan Gen Z mencari tempat wisata yang mengadopsi konsep berkelanjutan dan pengalaman lokal, yang kerap ditawarkan desa wisata. Sari menekankan saat ini gen Z memiliki ketertarikan untuk menjadi bagian dari sebuah budaya lokal. Misalnya, mulai dari tempat penginapan yang tradisional, menggunakan sepeda yang dipakai warga sehari-hari, dan aneka kebiasaan lainnya. Baca juga: Survei: Wisatawan Gen Z dan milenial berlibur untuk hilangkan stres Gen Z, katanya, juga gemar datang ke destinasi seperti desa wisata yang dianggapnya tertata, mempunyai perkumpulan (komunal) yang spesifik. “Misalnya apakah komunal dapur, ruang tamu komunal, macam-macam ya. Itu bisa diciptakan sehingga orang merasa ada interaksinya tinggi, ada kebersamaan di sana, ini yang harus dibuat atraksi-atraksi inovatif ini dan kesiapan kebersihan serta tata kelolanya, tata letak infrastruktur, tata kelola,” kata Sari. Menurut Sari, minat yang besar tersebut tidak boleh membuat pengelola desa wisata melupakan prinsip lokal. Semua pihak yang terlibat diharapkan tetap menjunjung tinggi nilai, kepercayaan serta aturan-aturan yang ada untuk diikuti oleh para wisatawan. “Misalnya tata ruangnya seperti di Bali juga ada kan ada asas-asas, itu prinsip dalam membangun suatu daerah, di Toba pun juga seperti itu. Ini yang harus dijaga. Ini harus dikawal bersama secara bottom up dan top down,” ujar dia. Hal lain yang juga dicari oleh wisatawan dari kalangan Gen Z adalah pengalaman slow living (hidup dalam laju lambat) yang dianggap menenangkan. Para wisatawan menganggap bahwa slow living yang otentik datang dari nilai-nilai yang diterapkan oleh desa wisata itu sendiri. Baca juga: Begini kata aktris muda soal “slow living” yang banyak dipilih pemuda Biasanya wisatawan yang ingin melakukan slow living bakal menghabiskan waktu sekitar tujuh hari atau lebih untuk menetap menikmati kebudayaan dan keseharian warga lokal di satu tempat. Berbeda dengan fast tourism (berwisata dalam waktu kunjung singkat) yang hanya menghabiskan waktu selama tiga atau empat hari. Oleh karena itu, Sari berharap Kementerian Pariwisata dapat memperhatikan kluster desa wisata dan menentukan mana desa yang harus dijadikan prioritas, termasuk desa-desa yang sudah mendapatkan penghargaan internasional. Langkah tersebut dinilai dapat mendorong wisatawan untuk melakukan kunjungan ulang,sehingga pertumbuhan ekonomi terutama dari sektor pariwisata dapat dijaga. “Jadi, harus dijaga, kesiapan destinasi harus siap, ini yang harus jadi fokus Kementerian Pariwisata. Misalnya berapa yang kemarin dapat penghargaan ASEAN Awards, itu harus segera jadi perhatian karena itu bisa dikurasikan seperti apa wisatanya, bisa jadi bench marking atau edukasi,” ucap Sari. Baca juga: Menempa Gen Z menuju Indonesia Emas Baca juga: Menpar laporkan kenaikan kunjungan wisata dalam periode 100 hari kerja Baca juga: Pusat edukasi hiu paus resmi dibuka di Teluk Saleh Pewarta: Hreeloita Dharma ShantiEditor: Natisha AndarningtyasCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4629593/gen-z-cari-pengalaman-lokal-dengan-berkunjung-ke-desa-wisata

  • Kemenpar diharap buat "blue print" bagi desa peraih penghargaan dunia

    Kemenpar diharap buat “blue print” bagi desa peraih penghargaan dunia

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Kementerian Pariwisata diharapkan membuat blue print atau semacam rencana keberlanjutan bagi desa wisata yang telah meraih penghargaan bergengsi dunia seperti UN Tourism 2024 dan ASEAN Tourism 2025. “Kalau misalnya dalam destinasi itu core-nya adalah pembangunan destinasi, dengan blue print pariwisata itu ada grand design, master plan-nya ketika wisatawan datang sehingga ada ekosistem yang terbangun,” kata pengamat wisata dari Universitas Andalas Padang, Sari Lenggogeni saat dihubungi Heartdesign dari Jakarta, Rabu. Sari menuturkan blue print tersebut ditujukan untuk membentuk ekosistem pariwisata yang lebih matang dan terarah. Termasuk menyiapkan masyarakat desa bila sewaktu-waktu menerima lonjakan kunjungan wisatawan mancanegara. Baca juga: Desa Wisata Saribu Gonjong terima penghargaan Asean Tourism 2025. Diharapkan desa wisata tersebut tidak hanya menyediakan tempat destinasi atau sebatas atraksi saja. Meski promosi terus digencarkan sampai ke kancah global. “Jadi tidak cukup hanya memberikan promosi melalui penghargaan tersebut tapi membantu kesiapan destinasi melalui manajemen destinasinya sendiri. Visitor designer-nya seperti apa, travel information-nya seperti apa?” kata Sari. Tetapi juga mendorong majunya perekonomian di desa yang mencakup pengembangan UMKM, didirikannya souvenir center, menyusun paket-paket bagi para turis untuk melihat atraksi yang disediakan hingga ketersediaan homestay yang ramah, aman dan nyaman untuk ditinggali. Baca juga: Wamenpar: Peluang dan tantangan dua desa wisata di Yogyakarta Sari menekankan semuanya harus disiapkan terutama dari sisi CHSE, higienitas hingga hospitality-nya. “Kesiapan destinasi yang ditunjang oleh program lintas SKPD, lintas stake holders untuk membangun desa wisata, jadi tidak bisa langsung juara terbaik. Sehingga ketika orang datang, masyarakat tidak memahami atau literasi baik soal pariwisata ini yang kita khawatirkan,” ujar dia. Sari menyebut blue print tersebut juga harus dipastikan memiliki standar dan tesertifikasi. Dengan demikian, para turis akan mengeluarkan dana yang lebih banyak dan mendorong adanya minat untuk tinggal lebih lama. Baca juga: Wamenpar tinjau Desa Wisata Candirejo yang berbasis wisata komunitas “Dampaknya pasti menjadi list terutama dia (turis) mencari local experience, semakin lama generasi terutama generasi Z sekarang cari local experience. Survei membuktikan generasi semakin lama semakin ingin berbaur dengan lokal, ingin menjadi bagian dari kelokalan tersebut,” ucap dia. Sebelumnya, Desa Wisata Jatiluwih di Bali dan Desa Wisata Wukirsari di Yogyakarta telah meraih penghargaan “Best Tourism Villages UN Tourism 2024”. Kemudian pada 20 Januari 2025 diumumkan bahwa sebanyak 15 perwakilan desa wisata di Indonesia mendapat penghargaan ASEAN Tourism Awards yang berlangsung di Persada Johor International Convention Center, Johor Bahru, Johor, Malaysia. Dari sejumlah kategori penghargaan yang diperebutkan dalam ASEAN Tourism Awards 2025, desa wisata Indonesia berhasil menyabet pada kategori “5th ASEAN Homestay Award”, “4th ASEAN Community-Based Tourism (CBT) Award”, dan “3rd ASEAN Public Toilet Award”. Baca juga: Menpar kunjungi Desa Wukirsari Bantul peraih Best Tourism Village 2024 Baca juga: Sejumlah desa wisata raih penghargaan di ASEAN Tourism Award 2025 Pewarta: Hreeloita Dharma ShantiEditor: Siti ZulaikhaCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4629201/kemenpar-diharap-buat-blue-print-bagi-desa-peraih-penghargaan-dunia

  • Wisata Bersih hingga desa wisata jadi terobosan Kemenpar di 2025

    Wisata Bersih hingga desa wisata jadi terobosan Kemenpar di 2025

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyatakan bahwa Gerakan Wisata Bersih hingga desa wisata akan menjadi program terobosan Kementerian Pariwisata untuk tahun 2025. “Melihat peluang tantangan yang ada telah dirancang lima program terobosan untuk tahun 2025. Program-program ini mendukung Asta Cita dengan harapan meningkatkan citra dan kunjungan wisatawan di Indonesia,” kata Menpar dalam Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) 2024 di Jakarta, Jumat. Menpar menjabarkan program terobosan pertama merupakan Gerakan Wisata Bersih yang bertujuan untuk meningkatkan kebersihan destinasi wisata. Sebab kebersihan menjadi perhatian utama dari daya tarik bagi wisatawan domestik dan internasional saat ini. Baca juga: Wamenpar: Gerakan Wisata Bersih Desa Besakih layak jadi percontohan Program tersebut juga dinilai sejalan dengan Asta Cita ke delapan yang membahas soal memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur. “Kebersihan jadi elemen penting dalam sapta pesona pariwisata. Program ini diharapkan akan memastikan Indonesia tetap dikenal sebagai destinasi yang bersih dan terawat, dan meningkatkan kenyamanan,” ujar dia. Program kedua yakni Tourism 5.0: AI dan Digitalisasi yang difokuskan untuk mendukung Asta Cita poin ke empat. Menurutnya, melanjutkan dari Quick Wins, Kementerian Pariwisata berusaha memanfaatkan AI dan digitalisasi untuk memperluas dan meningkatkan efektivitas pemasaran pariwisata. Baca juga: Kemenparekraf: Desa wisata hijau bisa datangkan turis berkualitas Widiyanti menilai program tersebut akan memungkinkan pemasaran lebih searah dan harapannya akan menjangkau audiens secara spesifik dan mendorong wisatawan untuk berkunjung. Selanjutnya adalah program Pariwisata Naik Kelas yang ditujukan untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi pariwisata berkualitas. Di mana fokusnya tidak akan hanya mengejar kunjungan wisatawan, tetapi juga meningkatkan kualitas pengalaman yang didapatkan oleh wisatawan selama di Indonesia. Tujuan lainnya yakni mendorong peningkatan belanja wisatawan yang berdampak pada pemasukan devisa. Baca juga: Delapan poin demi menjaga Kota Bogor tetap bersih dan sehat Widiyanti melanjutkan penyelenggaraan berbagai kegiatan di destinasi wisata di destinasi prioritas seperti F1 H2O, MotoGP dan aqua motorbike menurutnya telah terbukti membawa dampak ekonomi yang signifikan. Terlebih dengan adanya potensi besar Indonesia di bidang seni dan budaya. Maka dari itu, melalui program event dengan Intelectual Property (IP) Indonesia, Menpar mengatakan kegiatan itu tidak hanya memperkuat identitas budaya nasional tapi juga sebagai pusat penyelenggara kegiatan kelas dunia, dan menarik wisatawan dunia yang berkualitas. Baca juga: Dispar Sleman gencarkan lagi Gerakan Jumat bersih di destinasi wisata Program terakhir yakni peningkatan kualitas dan kuantitas desa wisata. Dengan 6.057 desa wisata yang ada, program itu bertujuan untuk mengembangkan potensi desa yang ada di Indonesia. Program tersebut diharapkan dapat membawa desa wisata menjadi destinasi pariwisata berbasis komunitas dan budaya lokal. “Program-program ini diharapkan dapat membantu percepatan pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat desa, sekaligus meningkatkan desa wisata berprestasi di mata internasional,” kata dia. Baca juga: Milenial Sadar Wisata bersih-bersih kawasan wisata Pulau Banyak Pewarta: Hreeloita Dharma ShantiEditor: Siti ZulaikhaCopyright © Heartdesign 2024 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4541866/wisata-bersih-hingga-desa-wisata-jadi-terobosan-kemenpar-di-2025

  • Kiat dapatkan pengalaman menarik di desa wisata

    Kiat dapatkan pengalaman menarik di desa wisata

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Pemengaruh (influencer) Nandi membagikan sejumlah kiat kepada para wisatawan untuk mendapatkan pengalaman yang menarik di desa wisata, terutama saat masa libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. “Pengalaman liburan itu akan bisa didapatkan bila kita menentukan apa target (goals) dari datang ke desa tersebut,” kata Nandi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin. Pegiat desa wisata itu menuturkan riset menjadi hal yang amat penting dalam menentukan arah dan tujuan pergi ke desa wisata. Melalui riset, wisatawan dapat menentukan aktivitas yang ingin dilakukan di sana serta mengefisiensi waktu berkunjung ke beberapa destinasi wisata. Wisatawan juga dapat menentukan musim yang tepat untuk berkunjung, lokasi untuk tinggal, berapa harga yang perlu dibayar serta mengetahui lingkungan dan fasilitas apa saja yang ditawarkan. Baca juga: Pemerintah siapkan 100 paket wisata nusantara jelang libur akhir tahun Baca juga: Desa wisata Arborek hingga Pujonkidul, rekomendasi liburan tahun ini Hal selanjutnya yang perlu dilakukan yakni menentukan tujuan dari kedatangan ke desa wisata tersebut. Wisatawan dapat menggunakan portal Jaringan Desa Wisata (JADESTA) yang dikelola oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar), untuk menentukan desa mana yang ingin dituju. “Di sana (JADESTA), ada beberapa kategori desa wisata. Di sana juga ada kontak pengelola desa wisata, nanti kita bisa tanya homestay-nya dimana, biasanya, desa wisata yang sudah kategori maju mandiri itu memiliki homestay yang tersertifikasi dan pasti nyaman, enak dan setidaknya seperti di rumah,” kata dia. Ia mencontohkan bagi wisatawan yang ingin melihat lampion dapat pergi ke Dieng Culture Festival di Wonosobo, Jawa Tengah di sekitar bulan Agustus atau pergi ke tempat tinggal Suku Baduy di Banten bila ingin merasakan pengalaman jauh dari media elektronik. Nandi melanjutkan untuk mendapatkan pengalaman yang menarik, wisatawan tidak boleh abai terhadap kondisi cuaca. Ia menyarankan apabila cuaca sedang hujan, wisatawan perlu menjauhi destinasi di gunung karena curah hujan tinggi berpotensi menyebabkan pendaki tersapu air di jalur pendakian. Lebih baik, katanya, wisatawan bergerak ke arah daratan seperti ke Kampung Kreatif Braga atau Kampung Kreatif Kunci di Bandung, Jawa Barat yang menawarkan pemandangan matahari terbenam. Kalaupun tidak bisa mendapatkan pengalaman itu, wisatawan masih dapat menikmati pengalaman memakan ubi cilembu. Dalam kesempatan itu Nandi turut menyarankan bagi wisatawan yang berkunjung ke desa wisata untuk banyak berinteraksi dengan warga lokal. Tujuannya supaya mendapatkan informasi yang lebih banyak soal daya tarik di desa, serta mempermudah wisatawan mendapatkan pertolongan saat membutuhkan sesuatu. Baca juga: Pengelola desa wisata disarankan merancang beraneka aktivitas wisata Baca juga: Kemenpar upayakan desa wisata lebih banyak sabet penghargaan duniaDesa wisata, “hidden gem” destinasi liburan di negeri sendiri Pewarta: Hreeloita Dharma ShantiEditor: Zita MeirinaCopyright © Heartdesign 2024 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4531638/kiat-dapatkan-pengalaman-menarik-di-desa-wisata

  • Pengelola desa wisata disarankan merancang beraneka aktivitas wisata

    Pengelola desa wisata disarankan merancang beraneka aktivitas wisata

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Pendiri perusahaan penyedia solusi layanan wisata Atourin menyarankan para pengelola desa wisata merancang beraneka aktivitas wisata untuk menghadapi kemungkinan terjadi perubahan cuaca yang bisa mempengaruhi kunjungan wisatawan selama liburan. “Ini menjadi tugas dari teman-teman destinasi atau desa wisata di wilayah, supaya bisa mengembangkan aktivitas lain selain yang (sudah) ada,” kata CEO dan salah satu pendiri Atourin Benarivo Triadi Putra dalam konferensi pers di Jakarta, Senin. Dia menyampaikan bahwa kunjungan wisatawan ke desa wisata ada kalanya ramai dan ada kalanya sepi, dan kondisi cuaca bisa berpengaruh pada angka kunjungan wisatawan ke desa wisata. Oleh karena itu, penting bagi para pengelola untuk menyiapkan beragam aktivitas wisata selain menawarkan pariwisata unggulan desa wisata. Rivo mencontohkan, pengelola daerah wisata Banda Neira di Maluku Tengah, yang dikenal dengan keindahan pemandangan bawah lautnya, bisa menawarkan aktivitas wisata di daratan pada musim penghujan, ketika aktivitas di laut berisiko bagi wisatawan. Pengelola daerah wisata, menurut dia, antara lain bisa memperkenalkan tempat-tempat bersejarah yang bisa dikunjungi ketika kondisi cuaca tidak memungkinkan wisatawan untuk menikmati keindahan laut. Ia mengatakan bahwa penyediaan layanan wisata kesehatan dan kebugaran juga bisa menjadi alternatif. Sebagai contoh, Desa Wisata Bilebante di Lombok Tengah menawarkan pengalaman spa di tengah sawah. Dalam merancang penyediaan layanan wisata, Rivo mengatakan, pengelola desa wisata perlu melibatkan anak-anak muda lokal yang dapat memberikan gagasan-gagasan menarik mengenai pengembangan pariwisata. “Sehingga mereka bakal terpapar terus dan terus berinovasi. Jadi walaupun musim berganti, kita tetap stabil dan berkelanjutan. Di semua musim dan setiap waktu, pendapatan jalan terus,” kata Rivo. Baca juga: Kisah Wukirsari Bantul menjadi Desa Wisata Terbaik Dunia Baca juga: Dua desa wisata Indonesia raih penghargaan Desa Wisata Terbaik 2024 Baca juga: BOB gandeng ISTC kembangkan pariwisata desa di sekitar Borobudur Pewarta: Hreeloita Dharma ShantiEditor: MaryatiCopyright © Heartdesign 2024 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4531482/pengelola-desa-wisata-disarankan-merancang-beraneka-aktivitas-wisata

  • BOB gandeng ISTC kembangkan pariwisata desa di sekitar Borobudur

    BOB gandeng ISTC kembangkan pariwisata desa di sekitar Borobudur

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui Badan Otorita Borobudur (BOB) menyelenggarakan Sosialisasi Indonesia Sustainable Tourism Certificate (ISTC) guna menciptakan pariwisata yang berkelanjutan dan berkualitas di desa wisata dalam cakupan wilayah Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur. “Indonesia berupaya menerapkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan agar juga seiring dengan tren pariwisata yang berkembang,” kata Ni Wayan Giri Adnyani selaku Dewan Kepariwisataan Berkelanjutan Indonesia (ISTC) dan Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) /Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2020-2024, dikutip dari keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Jumat. Oleh karena itu, Kemenparekraf menyusun Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Pariwisata Berkelanjutan. Dalam peraturan tersebut juga tercakup pembentukan Dewan Kepariwisataan Berkelanjutan Indonesia atau ISTC. “ISTC memiliki fungsi untuk mengawal enam strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan, yaitu destinasi wisata yang sustainable, observatory atau pengamatan, pemasaran, sertifikasi, pengembangan, manajemen, dan industri,” kata Giri. Baca juga: Pemerintah-ISTC berbagi ilmu kembangkan pariwisata berkelanjutan Baca juga: Badan Otorita harap tari Soledo tingkatkan atraksi di Borobudur Salah satu upaya yang dilakukan ISTC adalah memastikan penerapan pariwisata berkelanjutan memiliki standar internasional, yaitu melalui penilaian 174 indikator dari empat kategori pada ISTC yang mengadopsi dan mendapat pengakuan dari Global Sustainable Tourism Council (GSTC). “Empat kategori itu adalah pengelolaan berkelanjutan, keberlanjutan sosial ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan keberlanjutan budaya,” kata Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf/Baparekraf Fransiskus Xaverius Teguh. BOB bersama ISTC mendampingi lebih dari 20 desa wisata yang mencakup wilayah koordinatif BOB di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang memiliki Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan Indonesia (Indonesia Sustainable Tourism Certification). Salah satunya Desa Wisata Wukirsari yang dinobatkan sebagai Best Tourism Village 2024 oleh UN Tourism. Desa wisata lain yang ikut didampingi, antara lain Desa Wisata Pentingsari, Nglanggeran, Jatimulyo, Candirejo, Karangrejo, Kandri, Lerep, Kebonagung, Mangunan, Sumber Bulu Pendem, Karanganyar, Dieng Kulon, Rejowinangun, Dewi Sambi, Pujon Kidul, Osing Kemiren, Tamansari, dan Sanankerto. Direktur Destinasi Pariwisata BOB Neysa Amelia mengatakan bahwa BOB akan meneruskan upaya penerapan pariwisata berkelanjutan di wilayah kerja koordinatif DSPP Borobudur agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian. “Diharapkan desa-desa wisata ini mampu menerapkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan sehingga semakin maju dan menyejahterakan masyarakat di wilayah DSPP Borobudur,” kata Nesya. Dia menambahkan, “Hal ini sejalan dengan pariwisata Indonesia yang kini menduduki peringkat ke-22 dunia pada Travel and Tourism Development Index (TTDI).” Baca juga: Kemenpar perkenalkan instrumen pengontrol dampak sosial kepariwisataan Baca juga: Badan Otorita Borobudur percepat pembangunan Borobudur Highland Pewarta: Vinny Shoffa SalmaEditor: Zita MeirinaCopyright © Heartdesign 2024 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4527877/bob-gandeng-istc-kembangkan-pariwisata-desa-di-sekitar-borobudur

  • Indonesia ikut dua ajang UN Tourism perkenalkan desa wisata pada dunia

    Indonesia ikut dua ajang UN Tourism perkenalkan desa wisata pada dunia

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Indonesia melalui Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengikuti dua ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh Organisasi Pariwisata Dunia (UN Tourism) untuk memperkenalkan keindahan desa wisata kepada dunia. “Indonesia berangkat membawa peserta aktif Best Tourism Villages Network yang meliputi perwakilan dari desa-desa wisata yang mendapatkan penghargaan Best Tourism Villages,” kata Analis Kebijakan Ahli Muda Kedeputian Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastrktur Kemenpar Ali Nurman dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis. Dua ajang bergengsi itu adalah The 2nd Annual Meeting of Best Tourism Villages (BTV) dan The 1st UN Tourism Conference on Tourism for Rural Development, yang berlangsung di Vinepearl Resort and Golf, Nam Hoi An, Vietnam, pada 9-11 Desember 2024. Baca juga: Kemenpar upayakan desa wisata lebih banyak sabet penghargaan dunia Dalam gelaran The 2nd Annual Meeting of BTV yang dihadiri 41 delegasi yang berasal dari 15 negara, sejumlah desa wisata yang ikut berpartisipasi adalah Desa Wisata Jatiluwih, Bali, peraih BTV 2024, Desa Wisata Wukirsari, D.I. Yogyakarta, peraih BTV 2024, dan Desa Wisata Penglipuran, Bali, peraih BTV 2023. Satu perwakilan dari Desa Wisata Nglanggeran, D.I. Yogyakarta, peraih BTV 2021 berhalangan hadir. Tiga desa wisata lainnya juga turut hadir pada acara tersebut meskipun saat mengikuti kompetisi UN Tourism BTV 2024 belum berhasil mendapatkan penghargaan, yaitu Desa Wisata Taro, Bali; Desa Wisata Bilibante, Nusa Tengara Barat; dan Desa Wisata Pela, Kalimantan Timur. Selain itu, UN Tourism memasukkan ketiga desa wisata tersebut ke dalam upgrade programme yakni suatu program peningkatan untuk membantu desa wisata memperbaiki diri pada bidang-bidang penilaian yang diidentifikasi sebagai kelemahan pada saat kurasi BTV. “Ini artinya, Indonesia memiliki peluang untuk mendorong tiga desa wisata yang masuk dalam upgrade programme oleh UN Tourism untuk dapat berkompetisi kembali pada gelaran Best Tourism Village tahun depan dengan peluang keberhasilan yang lebih besar,” kata Ali. Direktur Eksekutif UN Tourism Zoritsa Urosevic mengatakan sejak diselenggarakan pada 2021, BTV Network telah berkembang hingga mencakup 254 desa dari 59 negara. Sementara, dalam gelaran The 1st UN Tourism Conference on Tourism for Rural Development hadir 300 delegasi yang berasal dari 15 negara. “Acara ini menandai langkah maju yang signifikan dalam membentuk kerangka kerja strategis untuk Best Tourism Village Network tersebut, dengan para anggota berkumpul untuk menentukan masa depan pariwisata berkelanjutan di daerah pedesaan di seluruh dunia,” kata Urosevic. Baca juga: Menpar: Penerapan pariwisata berkelanjutan angkat potensi Jatiluwih Baca juga: Kisah Wukirsari Bantul menjadi Desa Wisata Terbaik Dunia Baca juga: Melanjutkan Program Desa Wisata untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat Pewarta: Hreeloita Dharma ShantiEditor: Natisha AndarningtyasCopyright © Heartdesign 2024 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4526122/indonesia-ikut-dua-ajang-un-tourism-perkenalkan-desa-wisata-pada-dunia

  • Kemenpar upayakan desa wisata lebih banyak sabet penghargaan dunia

    Kemenpar upayakan desa wisata lebih banyak sabet penghargaan dunia

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berupaya mendorong seluruh desa wisata mendapat lebih banyak penghargaan dunia agar wisatawan semakin tertarik pada keindahan alam, budaya serta destinasi wisata Indonesia. “Destinasi wisata yang berskala dunia, kami mendorong ke sana juga. Salah satunya dengan desa wisata kita jadi desa terbaik versi UN Tourism,” kata Ketua Tim Kerja Koordinasi Manajemen Krisis Destinasi Kemenpar Danesta Febianto Nugroho dalam temu media di Jakarta, Selasa. Menanggapi adanya warta soal Bangkok dan Kuala Lumpur yang masuk dalam 10 kota pariwisata terbaik dunia, Danesta menyatakan Kementerian Pariwisata selalu memikirkan cara agar desa wisata dapat menjadi destinasi yang bermanfaat bagi seluruh pihak dalam jangka panjang. Baca juga: DPR minta Kemenpar berbenah dalam tingkatkan kualitas pariwisata RI Salah satunya adalah dengan meningkatkan prestasi yang diraih oleh desa wisata. Saat ini, penghargaan terbaru yang patut diapresiasi adalah empat desa wisata di Indonesia berhasil meraih penghargaan sebagai Best Tourism Village oleh United Nation (UN) Tourism. Keempat desa wisata tersebut adalah Desa Wisata Nglanggeran di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta; Desa Penglipuran dari Kabupaten Bangli, Bali; Desa Jatiluwih di kaki gunung Batukaru, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali; serta Desa Wukirsari yang berada di kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. “Keempat desa itu sudah mendapat sertifikasi desa wisata berkelanjutan, dari itulah kami mendorong menjadi best tourism village UN Tourism, jadi harapan kami memang atraksi atau destinasi wisata di Indonesia bisa ke arah sana,” kata dia. Baca juga: Menpar: Penerapan pariwisata berkelanjutan angkat potensi Jatiluwih Danesta melanjutkan Kemenpar sudah memiliki pedoman dalam mengelola destinasi pariwisata menjadi berkelanjutan. Pedoman tersebut ada dalam Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 9 Tahun 2021 yang mencakup empat pilar utama. Ia menyebut empat pilar itu terkait dengan tata kelola, keberlanjutan ekonomi, keberlanjutan sosial dan budaya, dan lingkungan. Semua pilar tersebut diharapkan dapat membawa manfaat yang baik bagi masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke desa wisata. “Ini lebih ke jangka panjang, bukan jangka pendek. Jadi harapannya wisata itu berkelanjutan, tidak hanya pariwisatanya, tapi juga ekonomi, sosial, budaya yang tidak hilang dan lingkungannya tidak rusak,” kata Danesta. Baca juga: Anggota Komisi VII DPR usulkan Kemenpar dirikan Politeknik Pariwisata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim meminta pemerintah melalui Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berbenah diri dalam meningkatkan kualitas pariwisata di Indonesia. Ia menyoroti kebijakan bebas visa di Thailand yang mendorong keberhasilan negara gajah putih tersebut didatangi oleh satu juta wisatawan mancanegara per bulan. Kebijakan itu diketahui telah memberikan akses bebas visa untuk kunjungan pendek kepada warga negara dari 64 negara. Sedangkan di Indonesia, melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 95 Tahun 2024 tentang Bebas Visa Kunjungan (Perpres 95/2024), disebutkan Indonesia resiprokal (timbal-balik) bebas visa kunjungan diberlakukan baru pada 13 negara. Apalagi kondisi anggaran Kementerian Pariwisata, sehingga ia menilai akan sulit bagi pemerintah mengejar target devisa pada tahun 2024. Baca juga: Kementerian P2MI gandeng Kemenpar, dorong pelatihan bidang hospitality “Anggaran Kemenpar sangat kecil, bagaimana bisa kerja maksimal dengan target devisa sebesar Rp 30 triliun dan juga target wisatawan 7,4 juta orang pada tahun ini. Kita tentu harus berbenah memikirkan solusi terbaik untuk pariwisata Indonesia,” …