Bulan: Februari 2025

  • Ini keunikan Suku Baduy, dari rumah hingga kearifan lokalnya

    Ini keunikan Suku Baduy, dari rumah hingga kearifan lokalnya

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Kebudayaan Suku Baduy dikenal dengan kearifan lokalnya yang masih kental, terutama dalam kehidupan sehari-hari yang sangat bergantung pada alam. Mereka mengandalkan sumber daya alam dalam mata pencaharian, seperti bertani, bertenun, dan membuat gula aren. Suku yang menetap di kawasan Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten ini tinggal di kawasan cagar budaya seluas 5.101,85 hektar. Dikelilingi oleh hutan dan alam yang masih asri, wilayah ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan kehidupan yang harmonis dengan alam. Sebagai bentuk pelestarian budaya dan lingkungan, masyarakat Baduy menerapkan nilai-nilai adat yang diwariskan turun-temurun. Mereka hidup dalam kesederhanaan sebagai bentuk rasa syukur kepada alam. Baca juga: Warga Badui tolak kolom agama penghayat kepercayaan Tak heran jika kehidupan mereka masih mempertahankan tradisi leluhur, termasuk cara mereka bekerja dan menjalani aktivitas sehari-hari. Keunikan tradisi yang dijaga oleh masyarakat Baduy menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan langsung kehidupan mereka. Tak hanya itu, berbagai bentuk kearifan lokal yang masih dipraktikkan hingga kini juga membuat banyak orang tertarik untuk mengenalnya lebih dalam. Beberapa di antaranya adalah: 1. Semangat gotong royong Dalam masyarakat Baduy, gotong royong dikenal dengan istilah Dugdug Rembug, yakni kegiatan bersama yang dilakukan secara spontan untuk membantu satu sama lain. Tradisi ini tidak hanya memperkuat hubungan sosial, tetapi juga menjadi wujud kepatuhan terhadap pemimpin adat. Bagi mereka, gotong royong adalah salah satu bentuk rasa syukur yang diwujudkan melalui kerja sama dalam berbagai aspek kehidupan. Baca juga: Berkunjung ke Suku Baduy, ini hal yang tidak boleh dilakukan 2. Lumbung penyimpanan hasil tani Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat Baduy memiliki tempat penyimpanan hasil panen, terutama padi. Padi yang telah dipanen akan dikeringkan dalam waktu cukup lama sebelum akhirnya disimpan di lumbung yang disebut leuit. Lumbung ini dibuat menggunakan bahan alami seperti bambu dan kayu untuk dinding, serta ijuk atau daun kelapa sebagai atapnya. Biasanya, lumbung dibangun agak berjauhan dari rumah guna mencegah risiko kebakaran atau gangguan lainnya. 3. Rumah yang berbentuk panggung Seluruh rumah di pemukiman Suku Baduy memiliki bentuk yang seragam, yakni rumah panggung. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kesetaraan antarwarga serta menjaga kesederhanaan dalam kehidupan sosial. 4. Menjaga kelestarian alam dengan tidak merusaknya Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Baduy sangat menjaga kebersihan lingkungan. Mereka mandi di sungai menggunakan daun honje atau kecombrang sebagai pengganti sabun. Untuk membersihkan gigi, mereka memanfaatkan sabut kelapa sebagai sikat alami. Adat mereka melarang penggunaan sabun dan sampo karena dianggap dapat mencemari sungai. Begitu pula dalam mencuci pakaian, mereka hanya menggunakan batu sungai untuk menggilas pakaian tanpa bahan kimia. Baca juga: Mengenal Suku Baduy dalam dan luar: Perbedaan dan tradisinya 5. Produk pertanian dan kerajinan bernilai ekonomi Masyarakat Baduy memanfaatkan sumber daya alam untuk menghasilkan produk bernilai ekonomi. Mereka mengolah rotan, kulit kayu, hingga durian khas Baduy menjadi barang yang dapat dijual. Selain itu, mereka juga memproduksi madu, terutama madu hitam, yang terkenal memiliki khasiat tinggi. Banyak warga Baduy Luar yang bepergian ke kota untuk menjajakan madu mereka. Di bidang kerajinan, keterampilan menenun menjadi salah satu warisan budaya yang tetap lestari. …

  • 5 Pevoli Perempuan di Proliga 2025 yang Cantiknya Kebangetan, Nomor 1 Bidadari Kazakhstan : Heartdesign Sports

    5 Pevoli Perempuan di Proliga 2025 yang Cantiknya Kebangetan, Nomor 1 Bidadari Kazakhstan : Heartdesign Sports

    Arlaindofood.co.id – Sabina Altynbekova termasuk lima pevoli perempuan di Proliga 2025 yang cantiknya kebangetan (Foto: Instagram/@altynbekova_20) BERIKUT lima pevoli perempuan di Proliga 2025 yang cantiknya kebangetan. Salah satunya adalah Sabina Altynbekova yang berasal dari Kazakhstan. Proliga 2025 sudah memainkan seri pertama di Semarang, Jawa Tengah, pada akhir pekan lalu. Penampilan sejumlah pemain terutama mereka yang berparas cantik, segera mencuri perhatian. Proliga 2025 diikuti 12 kontestan dan bergulir 3 Januari hingga 11 Maret (Foto: Heartdesign/Cikal Bintang) Lalu, siapa saja lima pevoli perempuan di Proliga 2025 yang cantiknya kebangetan? Simak ulasan berikut ini. 5. Naysilla Widey Kirana Pemain satu ini membela Yogya Falcons di Proliga 2025. Naysilla juga masih berusia muda yakni 19 tahun. Tentu penampilan pemain kelahiran Bandung ini selalu dinanti penggemar. Apalagi, Yogya Falcons merupakan tim debutan di Proliga. 4. Bela Sabrina Agustina Pemain satu ini sudah mencuri perhatian sejak musim lalu. Bela masih berkostum Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia pada Proliga 2025. Wajah imut pemain berusia 22 tahun ini selalu mampu mencuri perhatian penggemar. Patut dinanti seperti apa kiprah Bela bersama timnya.   Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://sports.okezone.com/read/2025/01/08/43/3102424/5-pevoli-perempuan-di-proliga-2025-yang-cantiknya-kebangetan-nomor-1-bidadari-kazakhstan

  • Mengintip keindahan air terjun Kapas Biru di Lumajang

    Mengintip keindahan air terjun Kapas Biru di Lumajang

    Arlaindofood.co.id – Heartdesign – Air terjun Kapas Biru di Desa Taman Ayu, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menawarkan keindahan alam yang memukau. Air yang jatuh dari tebing setinggi 100 meter dan dikelilingi hutan yang asri, membuat wisata panorama air terjun tersebut menjadi pilihan berlibur di akhir pekan bersama keluarga. (Hamka Agung Balya/Arif Prada/Ludmila Yusufin Diah Nastiti) Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/video/4637493/mengintip-keindahan-air-terjun-kapas-biru-di-lumajang

  • Hasil Malaysia Open 2025: Jonatan Christie Kandas Usai Berjuang 81 Menit : Heartdesign Sports

    Hasil Malaysia Open 2025: Jonatan Christie Kandas Usai Berjuang 81 Menit : Heartdesign Sports

    Arlaindofood.co.id – Jonatan Christie kalah di babak pertama Malaysia Open 2025 (Foto: PBSI) KUALA LUMPUR – Jonatan Christie kandas di babak pertama Malaysia Open 2025 Super 1000. Tunggal putra Indonesia itu kalah 8-21, 21-14, dan 24-26, dari Toma Junior Popov setelah berjuang 81 menit. Bermain di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (8/1/2025) pagi WIB, Jonatan mengawali pertandingan dengan permainan cukup agresif. Pebulu tangkis yang biasa disapa Jojo itu mencoba mengontrol permainan di gim pertama.  Namun, Popov memperlihatkan perlawanan sengit. Saling balas mencetak poin pun terjadi pada awal pertandingan gim pertama.  Popov yang bermain ofensif akhirnya berhasil mengungguli Jojo. Sedangkan, pemain asal Jakarta itu terpantau kesulitan untuk mengembangkan permainannya.  Alhasil, Popov sukses mengungguli Jonatan pada jeda interval gim pertama dengan skor 4-11. Selepas jeda, andalan Indonesia itu masih terpantau kesulitan untuk mengejar ketertinggalan. Pada akhirnya, Popov berhasil memenangkan gim pertama dengan skor 8-21. Memasuki gim kedua, Jojo tidak mau mengulangi kesalahan yang sama.  Pebulu tangkis ranking tiga dunia itu melesat sejak awal pertandingan. Jonatan sempat unggul atas Popov dengan skor 6-2. Pada jeda interval, ia memperlebar jarak dengan keunggulan 11-6.   Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://sports.okezone.com/read/2025/01/08/40/3102438/hasil-malaysia-open-2025-jonatan-christie-kandas-usai-berjuang-81-menit

  • Pertunjukan "AKUKALUNA" pengalaman perdana bermonolog Yunita Siregar

    Pertunjukan “AKUKALUNA” pengalaman perdana bermonolog Yunita Siregar

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (HeartDesign) – Aktris Yunita Siregar mengaku monolog “AKUKALUNA” menjadi pengalaman perdananya tampil dalam panggung teater. “Ini benar-benar pengalaman baru banget buat aku. Ternyata, wow ini dunia baru sekali yang ternyata sangat tidak mudah,” kata Yunita, saat ditemui di Jakarta, Sabtu. Yunita mengatakan saat ditawari dirinya sempat tidak percaya diri, lantaran monolog merupakan hal baru baginya. “Tadinya mungkin bisa jadi ada wacana juga mungkin bukan aku. Karena aku kayak, ini serius nih maksudnya, yakin dengan aku gitu loh. Maksudnya kayak aku belum pernah loh, aku belum pernah sama sekali teater gitu,” ujar dia. Meski merupakan hal baru baginya dalam panggung teater, Yunita mengatakan menjadi jatuh cinta dengan dunia ini. Hal ini lantaran kesukaannya menjadi satu dalam teater ini seperti dari akting, menari, nyanyi. “Jadi kayak hal-hal yang aku suka digabung jadi satu kesatuan gitu, kesatuan karya seni yang wow gitu. Kayak outputnya jadi, aku aja pas awal di-present ini kayak oh output-nya amazing ya, makanya aku mau gitu,” tutur dia. Yunita juga mengatakan tantangan yang dialami dalam menampilkan monolog ini adalah harus beradaptasi, lantaran menurutnya akting di depan kamera dengan di depan stage atau panggung berbeda. Bahkan Yunita mengakui mengambil kelas untuk akting dalam bermonolog ini. “Aku juga belajar lagi sama akting coach aku, untuk perbedaannya itu gimana sih. Aku ngambil kelas lagi untuk aktingnya, terus dia kasih ilmu masuknya. Kamu serap dulu energi dari penontonnya. Energi kamu dengan penonton itu jangan bertabrakan, karena kamu akan susah masuknya gitu sih,” ujar dia. Dalam menghadirkan kembali karakter Kaluna yang sudah setahun dia tinggalkan, Yunita mengungkapkan kembali melakukan latihan dan pendalaman, salah satunya dengan menonton ulang film “Home Sweet Loan”. Yunita menambahkan dirinya berharap jika ada kesempatan bisa menjajal teater yang besar. “Mudah-mudahan ada kesempatannya, dan aku bisa latihan dengan konsisten. Tapi jujur pengen sih yang full. Ini kan dunia baru, yang ini kan show kecil, pengen banget aku nyobain show besar gitu,” ucap dia. Monolog “AKUKALUNA” membawa penonton menyelami lebih dalam kisah hidup serta perjalanan emosional Kaluna, melalui perpaduan apik antara monolog, tari, dan musik, yang digelar di Galeri Indonesia Kaya pada 7-8 Februari 2025. Pagelaran monolog yang diadaptasi dari film box office “Home Sweet Loan”. Dalam monolog ini menyoroti fenomena sandwich generation, di mana Kaluna menjadi representasi dari generasi yang harus berjuang keras untuk mengatasi tekanan finansial keluarganya. Penampilan monolog “AKUKALUNA” yang digelar di Galeri Indonesia Kaya, di Jakarta Pusat, pada Sabtu (08/02/2025). (HeartDesign/Sri Dewi Larasati) Sepanjang pertunjukan, menampilkan monolog yang dibawakan Yunita Siregar dan diiringi pemain pendukung sekaligus sebagai penari latar. Menampilkan koreografi tarian dari Kaluna dan penari menampilkan adegan-adegan dan diiringi beberapa lagu seperti “Berakhir di Aku” karya Idgitaf, yang menjadi Original Soundtrack dari film Home Sweet Loan dan lagu “Semoga Sembuh”, kemudian “Kembali Pulang karya Feby Putri. Monolog ini digelar oleh Galeri Indonesia Kaya, serta berkolaborasi dengan Visinema dan Jakarta Art House. Pewarta: Sri Dewi LarasatiEditor: Hisar SitanggangCopyright © HeartDesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4636213/pertunjukan-akukaluna-pengalaman-perdana-bermonolog-yunita-siregar

  • Mengenal Suku Baduy dalam dan luar: Perbedaan dan tradisinya

    Mengenal Suku Baduy dalam dan luar: Perbedaan dan tradisinya

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Indonesia memiliki beragam kearifan lokal yang tersebar di berbagai daerah, masing-masing dengan ciri khas tersendiri dalam melestarikan budayanya. Salah satu suku yang cukup dikenal adalah Suku Baduy, yang bermukim di kawasan Pegunungan Kendeng, tepatnya di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Masyarakat Suku Baduy dikenal dengan kedekatan mereka terhadap alam. Mereka sangat menjaga kelestarian lingkungan sebagai bentuk penghormatan terhadap alam semesta yang telah memberi kehidupan. Bagi mereka, alam adalah titipan dari Yang Maha Kuasa yang harus dijaga dan dirawat. Prinsip hidup yang mereka pegang erat terangkum dalam sebuah filosofi yang berbunyi: “Gunung tidak boleh dihancurkan, lembah tidak boleh dirusak, yang pendek tidak boleh disambung, dan yang panjang tidak boleh dipotong.” Ungkapan ini mencerminkan bagaimana mereka menjaga keseimbangan alam dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai leluhur. Sebagai masyarakat adat yang hidup selaras dengan alam, mereka memiliki aturan yang mengatur kehidupan sosial dan budaya. Keunikan tradisi mereka menarik minat wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam kehidupan masyarakat Baduy. Sebelum berkunjung, ada baiknya memahami lebih dulu mengenai Suku Badut, kebiasaan dan adat istiadat mereka agar dapat berwisata dengan penuh penghormatan terhadap budaya setempat. Baca juga: UI luncurkan program edukasi kesehatan kulit di Baduy Mengenal Suku Baduy Suku Baduy terbagi menjadi dua kelompok, yakni Baduy Dalam dan Baduy Luar. Kedua kelompok ini memiliki keterikatan erat dengan alam, menjadikannya sebagai sumber penghidupan utama. Kehidupan mereka sangat sederhana dan penuh dengan nilai-nilai adat. Dalam upaya mempertahankan tradisi, masyarakat Baduy menolak pendidikan formal karena dianggap bertentangan dengan adat yang mereka junjung tinggi. Selain itu, mereka juga tidak memiliki budaya tulis. Sebagai gantinya, anak-anak Baduy diajarkan ilmu dasar kepercayaan, hukum adat, serta cara berhitung melalui metode pengajaran lisan yang disebut papagahan atau saling mengajari. Bahasa yang digunakan oleh Suku Baduy adalah bahasa Sunda dengan dialek khas Baduy. Sementara itu, dalam hal kepercayaan, mayoritas masyarakat Baduy menganut Sunda Wiwitan, sebuah kepercayaan lokal yang mengakui keberadaan Tuhan, malaikat, dan para nabi. Baca juga: Kecapi Buhun hingga Carita Pantun Baduy jadi Warisan Budaya Tak Benda Perbedaan Baduy luar dan Baduy dalam Meski memiliki banyak kesamaan, terdapat beberapa perbedaan signifikan antara Baduy luar dan Baduy dalam, di antaranya: Baduy luar • Bertempat tinggal di wilayah Kanekes, seperti Cikadu, Kaduketuk, Cisagu, dan Gajeboh.• Berpakaian dengan dominasi warna hitam, biru dongker, atau batik.• Lebih terbuka terhadap dunia luar dan sering berinteraksi dengan masyarakat luar suku.• Mulai terpengaruh budaya modern, termasuk penggunaan teknologi seperti ponsel dan barang elektronik.• Ekonomi lebih berkembang, terutama dalam menjual hasil kerajinan tangan, produk pertanian, madu, dan berbagai produk lainnya. Baduy dalam • Bermukim di daerah seperti Cikeusik, Cibeo, dan Cikertawana.• Berpakaian dominan putih (baju) dan hitam (ikat kepala).• Teguh menjaga adat istiadat dan mempertahankan kepercayaan leluhur secara turun-temurun.• Melarang masuknya teknologi modern secara ketat.• Tidak menggunakan listrik dan tetap menjalankan aktivitas dengan cara tradisional.• Melaksanakan berbagai ritual adat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Suku Baduy adalah contoh nyata masyarakat yang tetap teguh menjaga warisan leluhur meskipun dunia terus berkembang. Kearifan lokal mereka menjadi bukti bahwa keseimbangan antara manusia dan alam dapat tetap terjaga …