Penulis: Welz

  • Berkunjung ke Suku Baduy, ini hal yang tidak boleh dilakukan

    Berkunjung ke Suku Baduy, ini hal yang tidak boleh dilakukan

    Heartdesign.my.id – Jakarta (Heartdesign) – Saat mengunjungi suatu daerah, setiap wisatawan wajib menghormati adat dan budaya setempat. Hal ini juga berlaku bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke pemukiman Suku Baduy yang berada di kawasan Pegunungan Kendeng, tepatnya di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Masyarakat Baduy dikenal dengan kearifan lokalnya yang masih terjaga hingga kini. Mereka mempertahankan tradisi yang diwariskan oleh leluhur agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman. Seperti suku-suku lain di Indonesia, masyarakat Baduy juga memiliki aturan yang harus ditaati oleh para pengunjung. Suku Baduy terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Meski begitu, aturan bagi wisatawan yang berkunjung tetap memiliki kesamaan, terutama dalam hal penghormatan terhadap adat istiadat setempat. Sebelum Anda memutuskan untuk berwisata ke wilayah Suku Baduy, ada baiknya memahami dan mematuhi aturan yang berlaku di sana. Baca juga: Warga Badui rayakan Kawalu tertutup bagi wisatawan Larangan yang harus dipatuhi saat berkunjung ke Suku Baduy 1. Pembatasan peggunaan teknologi Penggunaan perangkat teknologi seperti radio, speaker, tablet, dan laptop dilarang di kawasan Suku Baduy, terutama di wilayah Baduy Dalam. Masyarakat Baduy Dalam masih teguh memegang prinsip hidup yang jauh dari pengaruh modernisasi. Sementara itu, di Baduy Luar, penggunaan teknologi mulai diperbolehkan dalam batas tertentu. Misalnya, penggunaan ponsel sudah diterima, tetapi tetap harus digunakan secara bijak dan tidak berlebihan. 2. Larangan membawa dan menggunakan produk berbahan kimia Masyarakat Baduy sangat menjaga kelestarian alam. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka mengandalkan bahan-bahan alami untuk kebutuhan mandi, mencuci, dan membersihkan diri. Mereka menggunakan daun honje atau kecombrang sebagai sabun mandi, sabut kelapa sebagai sikat gigi, serta batu sungai untuk mencuci pakaian tanpa deterjen. Oleh karena itu, wisatawan yang datang ke wilayah Baduy diharapkan tidak membawa atau menggunakan produk berbahan kimia seperti sabun, sampo, pasta gigi, dan deterjen. Produk-produk ini berpotensi mencemari lingkungan, terutama air sungai yang menjadi sumber kehidupan utama masyarakat Baduy. Baca juga: Mengenal Suku Baduy dalam dan luar: Perbedaan dan tradisinya 3. Dilarang membuang sampah sembarangan Kesadaran masyarakat Baduy dalam menjaga lingkungan sangat tinggi. Mereka berpegang teguh pada prinsip bahwa alam harus dijaga demi keberlangsungan hidup. Oleh karena itu, wisatawan dilarang membuang sampah sembarangan, terutama sampah plastik yang sulit terurai. Jika Anda membawa makanan atau minuman dalam kemasan plastik, sebaiknya simpan sampah tersebut di dalam tas dan buang di tempat sampah setelah keluar dari wilayah Baduy. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebersihan dan keseimbangan alam yang sudah terpelihara dengan baik oleh masyarakat setempat. 4. Menjaga kesopanan dalam berbicara Setiap daerah memiliki norma dan etika tersendiri dalam berkomunikasi. Di wilayah Suku Baduy, wisatawan diharapkan berbicara dengan sopan dan menghindari kata-kata kasar atau tidak pantas. Sikap dan tutur kata yang baik akan menunjukkan rasa hormat kepada masyarakat setempat dan budaya yang mereka anut. 5. Dilarang mengabadikan gambar di Baduy dalam Jika Anda berkesempatan mengunjungi Baduy dalam, perlu diketahui bahwa pengambilan foto dan video dilarang di wilayah ini. Masyarakat Baduy Dalam masih sangat menjaga adat dan tradisi mereka, sehingga penggunaan kamera maupun ponsel untuk dokumentasi tidak diperbolehkan. Larangan ini bertujuan untuk melindungi budaya mereka agar tetap terjaga keasliannya. Mengunjungi Suku …

  • Menbud: Penelitian Gunung Padang diperlukan untuk pastikan informasi

    Menbud: Penelitian Gunung Padang diperlukan untuk pastikan informasi

    Heartdesign.my.id – Jakarta (Heartdesign) – Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan, riset dan kajian yang lebih lanjut dan menyeluruh diperlukan untuk mengupas informasi yang komprehensif pada Situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat. Lewat diskusi publik bertajuk “Melihat Kembali Nilai-Nilai Penting Situs Cagar Budaya Nasional Gunung Padang: suatu Upaya Pelestarian Cagar Budaya Berkelanjutan” yang digelar Selasa, Fadli mengungkapkan, kajian juga penelitian yang yang digelar bersama dengan sejumlah lembaga hingga ahli terkait diharapkan menghadirkan informasi situs budaya dan sejarah tersebut. “Saya kira kita dalam tahap awal dalam penelitian. Tentu kalau kita lakukan riset lebih lanjut terhadap Gunung Padang ini kita perlu ada kolaborasi dengan banyak lembaga, pihak dan ahli-ahli diperlukan juga mengundang ahli dari luar untuk melakukan riset megalitik Gunung Padang,” jelas Fadli saat ditemui di Jakarta, Selasa. Baca juga: Menkebud inisiasi pertemuan ahli lanjutkan penelitian Gunung Padang Baca juga: Kemenkebud lanjutkan kajian situs Gunung Padang Dirinya mengakui bahwa beberapa tulisan yang ia simak, situs Gunung Padang memiliki usia yang berbeda-beda. Sementara melihat jejak sejarah, situs ini menurut dia merupakan warisan yang dibuat oleh tangan manusia bila berdasarkan sisa peninggalan yang masuk dalam zaman megalitikum ini. Sebelumnya, Menteri Kebudayaan menegaskan pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan penelitian dan kajian ilmiah terkait situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat setelah sempat terhenti. Dengan mempertemukan para ahli, baik yang mendukung maupun yang memiliki pandangan berbeda akan menghadirkan titik temu terkait situs megalitik itu. “Kami akan segera mengumpulkan para ahli yang berbeda pendapat juga. Ahli-ahli yang pro dan kontra, atau yang berpendapat berbeda-beda untuk dikumpulkan. Karena tesis, antitesis itu bisa menjadi sintesis kan begitu ya,” kata Fadli (9/1) Penelitian terhadap situs bersejarah ini juga akan menjadi salah satu prioritas pemerintah untuk mengungkap lebih jauh sejarah dan peradaban bangsa. Menurut dia perbedaan pandangan yang muncul di kalangan arkeolog selama ini adalah bagian dari dinamika ilmiah yang wajar. Menbud menekankan pentingnya forum dialog antar ilmuwan untuk mencari solusi terbaik terkait langkah penelitian dan pelestarian situs tersebut. Baca juga: Gunung Padang, situs punden berundak terbesar di Asia Tenggara Baca juga: Situs Meghalit Gunung Padang dipadati pengunjung Pewarta: Sinta AmbarwatiEditor: Zita MeirinaCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4640905/menbud-penelitian-gunung-padang-diperlukan-untuk-pastikan-informasi

  • Ini asal usul Hari Valentine yang tidak banyak orang ketahui

    Ini asal usul Hari Valentine yang tidak banyak orang ketahui

    Heartdesign.my.id – Jakarta (Heartdesign) – Sebentar lagi, tanggal 14 Februari akan tiba sebuah hari yang dikenal di berbagai belahan dunia sebagai Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang. Perayaan ini identik dengan berbagai bentuk ungkapan cinta dan kasih, mulai dari memberikan bunga dan cokelat, bertukar hadiah, hingga menghabiskan waktu bersama dengan orang-orang terdekat. Tradisi ini telah berkembang luas dan menjadi bagian dari budaya populer di banyak negara, termasuk Indonesia. Namun, di balik perayaan ini, ada sejarah panjang yang melatarbelakanginya. Hari Valentine tidak selalu dikaitkan dengan ungkapan kasih sayang seperti saat ini, asal-usulnya berasal dari suatu kisah. Bagaimana sebenarnya sejarah Hari Valentine? Dan bagaimana perayaan ini berkembang hingga menjadi tradisi yang dikenal secara global? Berikut rangkumannya Baca juga: Mengapa Hari Valentine identik dengan cokelat? Ini asal mulanya Asal usul Hari Valentine Sebenarnya, Hari Valentine berasal dari kisah seorang tokoh bernama Santo Valentine. Namun, siapa sebenarnya Santo Valentine masih menjadi misteri karena ada beberapa cerita yang berbeda. Salah satu kisah yang paling terkenal menyebutkan bahwa Valentine adalah seorang pendeta di Roma pada abad ke-3 Masehi. Saat itu, Kaisar Claudius II melarang pernikahan bagi para pemuda karena ia percaya bahwa pria lajang lebih baik dalam berperang dibandingkan mereka yang sudah berkeluarga. Valentine merasa kebijakan ini tidak adil, sehingga ia secara diam-diam tetap menikahkan pasangan-pasangan muda. Ketika perbuatannya terbongkar, ia ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. Menurut legenda, selama di penjara, Valentine jatuh cinta pada putri penjaga penjara dan sebelum dieksekusi pada 14 Februari, ia menulis sebuah surat untuk gadis tersebut yang diakhiri dengan kata-kata “From your Valentine“. Selain kisah ini, ada juga cerita lain yang menyebutkan bahwa Santo Valentine dihukum mati karena membantu orang-orang Kristen melarikan diri dari penjara Romawi yang terkenal kejam pada masa pemerintahan Kaisar Claudius II. Baca juga: 10 tradisi Valentine di berbagai negara, dari romantis hingga unik Bagaimana Valentine menjadi hari kasih sayang? Perayaan Hari Valentine dipercaya berasal dari sebuah festival Romawi kuno yang bernama Lupercalia dan berlangsung setiap pertengahan Februari. Festival ini menandai pergantian musim dan dirayakan dengan berbagai ritual. Salah satu tradisi dalam festival ini adalah undian pasangan, di mana pria dan wanita akan dipasangkan secara acak melalui pengundian nama. Beberapa pasangan bahkan menikah setelah festival berlangsung. Ketika Kekaisaran Romawi mulai beralih ke agama Kristen, gereja ingin menghapus unsur-unsur pagan dalam budaya Romawi dan mengubah Lupercalia menjadi perayaan yang lebih religius. Mereka kemudian menghubungkannya dengan Santo Valentine sebagai simbol cinta dan pengorbanan. Seiring waktu, nama Valentine mulai dikaitkan dengan ungkapan kasih sayang dan tradisi bertukar surat cinta serta hadiah pun berkembang hingga menjadi seperti yang kita kenal sekarang. Baca juga: Hari besar nasional dan internasional Februari 2025, ada apa saja? Baca juga: 10 ide kado menarik untuk Hari Valentine Pewarta: Allisa LuthfiaEditor: SuryantoCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4641013/ini-asal-usul-hari-valentine-yang-tidak-banyak-orang-ketahui

  • Pemerintah melakukan reformasi untuk mengembangkan pariwisata

    Pemerintah melakukan reformasi untuk mengembangkan pariwisata

    Heartdesign.my.id – Jakarta (Heartdesign) – Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata Rizki Handayani Mustafa menyampaikan bahwa pemerintah sedang melakukan reformasi untuk mengembangkan pariwisata dan mewujudkan pariwisata berkelanjutan. “Pemerintah bisa dibilang sedang restrukturisasi atau reformasi terkait dengan semua sektor, termasuk di dalamnya pariwisata. Kami juga sebenarnya sedang berjuang,” katanya dalam acara Musyawarah Nasional (Munas) XVIII PHRI yang disiarkan pada Selasa. Ia mengatakan bahwa pemerintah berupaya memperbaiki regulasi dan pengelolaan pariwisata serta mengatasi persoalan-persoalan terkait kepariwisataan agar sektor pariwisata bisa memberikan kontribusi lebih besar pada pertumbuhan ekonomi nasional. Kementerian Pariwisata berkoordinasi kementerian dan lembaga lain dalam upaya mengembangkan pariwisata dan mewujudkan pariwisata berkelanjutan. “Kita nanti bisa lebih bergerak bersama untuk memang menunjukkan bahwa sektor ini mampu berkontribusi,” kata Rizki. Baca juga: Kementerian Pariwisata tekankan pentingnya kebersihan objek wisata Selama tahun 2025, Rizki menyampaikan, Kementerian Pariwisata menjalankan program unggulan yang di antaranya mencakup Gerakan Wisata Bersih (GWB), digitalisasi dan pemanfaatan kecerdasan buatan, pengembangan wisata bahari dan wisata kesehatan, serta peningkatan desa wisata. Menurut dia, pemerintah juga berusaha meningkatkan promosi pariwisata untuk menarik lebih banyak wisatawan dan meningkatkan pendapatan negara dari sektor pariwisata. Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi B. Sukamdani berharap pemerintah lebih memperhatikan sektor pariwisata sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi. Dia menekankan pentingnya peran pemerintah dalam upaya untuk memajukan pariwisata Indonesia agar bisa bersaing dengan negara tetangga seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Baca juga: NTB targetkan 2,5 juta kunjungan wisatawan selama 2025 Baca juga: Wakil Menteri Pariwisata ingin jumlah polisi pariwisata ditambah Pewarta: Hreeloita Dharma ShantiEditor: MaryatiCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4641725/pemerintah-melakukan-reformasi-untuk-mengembangkan-pariwisata

  • PHRI harap pemerintah prioritaskan sektor pariwisata

    PHRI harap pemerintah prioritaskan sektor pariwisata

    Heartdesign.my.id – Jakarta (Heartdesign) – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengharapkan pemerintah menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu prioritas untuk mendorong pertumbuhan perekonomian bangsa di masa depan. “Kita harus bisa, kita harus menunjukkan kepada masyarakat, kepada bangsa ini bahwa pariwisata adalah prioritas,” kata Ketua Umum PHRI Hariyadi B. Sukamdani dalam pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) XVIII PHRI, Selasa. Hariyadi mengatakan tiap adanya dukungan dari pemerintah sangat berarti untuk memajukan sektor pariwisata, terutama dalam rangka bersaing dengan negara lainnya seperti Thailand, Vietnam dan Malaysia. Baca juga: PHRI: Libur panjang, okupansi hotel di Serang meningkat Terlebih saat ini geopolitik dunia sedang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Ia mencontohkan dengan terpilihnya Presiden AS Donald Trump yang mulai memperketat sejumlah kebijakan membuat banyak pihak menjadi takut. Di Indonesia sendiri, katanya, negara sedang mengalami kekhawatiran soal Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang mendapat banyak tekanan dari berbagai sisi. “Hal ini yang harus kita jawab dengan baik, tantangan ini. Kami yakin rekan-rekan dari stakeholder pariwisata lainnya mempunyai resiliensi tinggi yang tangguh, kuat dan tabah dalam menghadapi semua rintangan yang ada,” kata dia. Baca juga: PHRI catat okupansi hotel di Badung Bali capai 80 persen Oleh karena itu, Hariyadi meminta agar pemerintah menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor yang prioritaskan secara politik, bukan dijadikan sebagai semacam ‘aksesori’ tambahan dalam pembangunan bangsa. “Saya yakin dengan tekad kita bersama, kita akan bisa menyamai negara-negara peer kita,” ujar dia. Hariyadi melanjutkan selain dapat meningkatkan perekonomian, sektor pariwisata juga memberikan dampak langsung kepada pemerintah. Salah satunya adalah menikmati keindahan dari destinasi wisata dan pengalaman menarik seperti di Taman Safari Indonesia. Di samping itu ia mengingatkan bahwa butuh waktu lama untuk memberdayakan masyarakat maupun pihak-pihak yang bekerja di sektor pariwisata. Sehingga pendampingan dari pemerintah amat penting dalam mencapai tujuan bersama. Baca juga: Menteri Ekonomi Kreatif bahas pengembangan ekonomi kreatif dengan PHRI Pewarta: Hreeloita Dharma ShantiEditor: Siti ZulaikhaCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4641805/phri-harap-pemerintah-prioritaskan-sektor-pariwisata