Kategori: Wisata

  • Pemerintah akan bentuk pokja penanggulangan pungli di tempat wisata

    Pemerintah akan bentuk pokja penanggulangan pungli di tempat wisata

    Heartdesign.my.id – Jakarta (Heartdesign) – Kementerian Pariwisata bersama kementerian terkait akan membentuk kelompok kerja (pokja) penanggulangan pungli di tempat wisata. “Kami juga rencananya akan membuat seperti pokja bersama dengan Kemendagri,” kata Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata Rizki Handayani Mustafa dalam acara Musyawarah Nasional (Munas) XVIII PHRI pada Selasa. Ia menyampaikan bahwa pungli dilaporkan masih terjadi di tempat-tempat wisata. Menurut dia, kementerian sudah membuat nota kesepahaman kerja sama dengan kepolisian untuk menanggulangi pungli di tempat wisata. Guna mendukung penerapan kerja sama tersebut, menurut dia, Dinas Pariwisata perlu membuat kesepakatan serupa dengan Kepolisian Daerah. “Ini bagian yang tentunya kita koordinasikan Kemendagri tentunya, yang punya, dan Kementerian Keuangan tentunya, ini yang menjadi PR kami,” katanya. “Kami ingin mungkin bisa tertulis, jadi dasar buat kami untuk kemudian berkoordinasi dengan Kemendagri. Jadi supaya jangan katanya-katanya, tapi memang dari pemda atau asosiasi menyampaikan hal ini,” kata dia.​​​​​​​ Baca juga: Cianjur gencarkan promosi wisata aman dan bebas pungli Baca juga: Tim Saber Pungli ringkus pelaku pungli di kawasan wisata Rizki mengatakan bahwa asosiasi pelaku usaha pariwisata seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) juga perlu dilibatkan dalam upaya penanggulangan pungli di tempat wisata. Ia mengemukakan pentingnya penegakan hukum dan pelaksanaan program edukasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai dampak buruk pungli di tempat wisata dalam upaya mengatasi pungli di daerah wisata. Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata Hariyanto sebelumnya menyampaikan bahwa pungli antara lain muncul karena tingkat pemahaman masyarakat mengenai keberlanjutan usaha pariwisata masih rendah. Hariyanto menekankan pentingnya penegakan hukum dan penyuluhan kepada masyarakat dalam upaya penanggulangan pungli di tempat wisata. “Salah satu yang konkret adalah kita memastikan dengan aparat penegak hukum, khususnya polisi, itu melalui kerja sama yang sudah ada ditingkatkan lagi,” katanya. Baca juga: MPR: Masalah pungli dan sampah di lokasi wisata harus segera diatasi Baca juga: Polres Malang selidiki dugaan pungli di objek wisata Pantai Balekambang Pewarta: Hreeloita Dharma ShantiEditor: MaryatiCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4642041/pemerintah-akan-bentuk-pokja-penanggulangan-pungli-di-tempat-wisata

  • Wakil Menteri Pariwisata ajak PHRI berkolaborasi majukan pariwisata

    Wakil Menteri Pariwisata ajak PHRI berkolaborasi majukan pariwisata

    Heartdesign.my.id – Jakarta (Heartdesign) – Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Enik Ermawati mengajak Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk memperkuat kolaborasi dalam upaya memajukan sektor pariwisata Indonesia. “Kami sangat membutuhkan peran dan kolaborasi dari PHRI untuk menyiapkan dan membangun sumber daya manusia profesional untuk dapat menghadirkan pelayanan berkualitas, kemudian memperkuat program positif pariwisata, dan meningkatkan daya tarik Indonesia di mata dunia,” kata Ni Luh dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu. Dia mengemukakan bahwa PHRI berperan penting dalam upaya pengembangan pariwisata, dan merupakan mitra pemerintah dalam membangun sektor pariwisata. “Sepanjang 56 tahun usia PHRI, organisasi ini sudah menjadi mitra terpercaya pemerintah dalam membangun dan menguatkan sektor pariwisata,” kata Ni Luh. Menurut dia, PHRI berkontribusi besar dalam upaya menarik wisatawan untuk mengunjungi destinasi-destinasi wisata di Indonesia. Baca juga: Kemenpar pelajari tren wisata untuk tingkatkan pendapatan negara Baca juga: Pemerintah melakukan reformasi untuk mengembangkan pariwisata Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani menyampaikan komitmen perhimpunan untuk mendukung pemerintah dalam mengembangkan usaha pariwisata. “Kami berkomitmen untuk senantiasa membantu pemerintah, khususnya Kementerian Pariwisata, untuk bersama melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mendukung perkembangan pariwisata Indonesia,” katanya. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), selama tahun 2024 angka kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mencapai 13,9 juta, meningkat sekitar 19 persen dibandingkan pada tahun 2023. Sepanjang tahun 2024, menurut data BPS ada 1,021 miliar wisatawan Nusantara yang melakukan perjalanan wisata di Indonesia atau meningkat 21,7 persen dari 839,67 juta pada tahun 2023. Sektor pariwisata pada 2024 diperkirakan menyumbang devisa sebanyak 16,7 miliar dolar AS, meningkat dari 19,3 persen pada 2023. Kontribusi sektor pariwisata terhadap produk domestik bruto tahun 2024 diperkirakan berkisar 4,01 sampai 4,5 persen. Baca juga: Pegiat wisata tawarkan kegiatan alam bebas di lereng Gunung Slamet Baca juga: Menteri Pariwisata laporkan kenaikan kunjungan wisatawan selama 100 hari kerja Pewarta: Farhan Arda NugrahaEditor: MaryatiCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4643341/wakil-menteri-pariwisata-ajak-phri-berkolaborasi-majukan-pariwisata

  • Blibli kenalkan fitur "Tanam Pohon", belanja sambil jaga lingkungan

    Blibli kenalkan fitur “Tanam Pohon”, belanja sambil jaga lingkungan

    Heartdesign.my.id – Jakarta (Heartdesign) – PT Global Digital Niaga (Blibli) bersama perusahaan climate tech Jejakin meluncurkan fitur “Misi Tanam Pohon” yang berfokus pada solusi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Melalui fitur itu, Blibli mengajak pelanggan untuk berkontribusi langsung dalam penanaman pohon dengan nilai nominal Rp1.000 untuk setiap transaksi belanja melalui platform mereka. “Bertepatan dengan momen memperingati Hari Lingkungan Hidup nasional, Blibli meluncurkan Fitur Misi Tanam Pohon untuk mengajak para pelanggan setia turut aktif dalam menghijaukan bumi dan menekan emisi karbon,” kata COO & Co-Founder Blibli Lisa Widodo dalam siaran pers pada Rabu. “Caranya mudah, pelanggan cukup aktifkan fitur tanam pohon dan kontribusi sebesar Rp1.000 saat check out belanja. Tak hanya itu, pelanggan akan memiliki personal report untuk mengetahui dan memantau dampak positif yang telah diberikan,” papar Lisa. Baca juga: Blibli masuk daftar 100 perusahaan besar Indonesia versi Fortune Ia menjelaskan, dana yang terkumpul akan digunakan oleh Jejakin untuk menanam pohon mangrove di daerah Cilacap. Upaya itu sejalan dengan program Hari Lingkungan Hidup 2025 bertema “Wujudkan Bumi Lestari” dari Kementerian Lingkungan Hidup. Misi Tanam Pohon juga memperkuat konsistensi Blibli dalam mendukung Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) Indonesia dengan mengurangi produksi gas rumah kaca hingga 32 persen pada tahun 2030. Sebelumnya, Blibli telah menghadirkan inisiatif Cinta Bumi yang meliputi program take-back packaging, tiap 10 kemasan kardus bekas dikonversi menjadi satu bibit pohon, trade in trees out, serta penjualan voucher tanam pohon di Blibli. Melalui inisiatif tersebut, Blibli bersama pelanggan dan mitra telah menanam 15.000 bibit pohon hingga akhir 2024. Baca juga: Blibli gencarkan layanan tukar tambah produk elektronik Founder & CEO Jejakin Arfan Arlanda mengatakan, “Melalui fitur Misi Tanam Pohon, kami membuka kesempatan bagi siapa saja untuk berkontribusi dalam menjaga kualitas udara dan memperkuat ekosistem.” “Kami percaya bahwa setiap individu dan organisasi memiliki peluang untuk menciptakan dampak positif. Dengan teknologi, Jejakin hadir sebagai penyedia solusi agar semua dapat berkontribusi, bahkan dalam aktivitas sehari-hari,” tambah Arfan. Berikut cara menggunakan Fitur Misi Tanam di platform Blibli: 1. Buka aplikasi Blibli dan belanja produk, lalu aktifkan fitur Misi Tanam Pohon Rp1.000 saat melakukan check-out. 2. Pastikan mengonfirmasi metode pembayaran non-COD untuk melakukan kontribusi tanam pohon. 3. Pantau laporan kontribusi, dampak, dan perkembangan program tanam pohon yang dikirim secara berkala melalui e-mail. Baca juga: Kembali, blibli hadirkan promo sepatu olahraga Baca juga: Blibli meriahkan libur panjang akhir pekan dengan program “Pay Day” Baca juga: Blibli Fashion Fest kenalkan fesyen berkelanjutan kepada keluarga Pewarta: Alviansyah PasaribuEditor: MahmudahCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4643821/blibli-kenalkan-fitur-tanam-pohon-belanja-sambil-jaga-lingkungan

  • Kemenpar pelajari tren wisata untuk tingkatkan pendapatan negara

    Kemenpar pelajari tren wisata untuk tingkatkan pendapatan negara

    Heartdesign.my.id – Jakarta (Heartdesign) – Kementerian Pariwisata mengaku sedang mempelajari tren wisata yang kini terpantau bergeser dari kuantitas menjadi kualitas untuk meningkatkan pendapatan negara dari sektor pariwisata. “Sekarang kita dibebankan dengan devisa yang lebih tinggi, spending (pengeluaran) wisatawan juga harus lebih tinggi. Ketika saya melihat, ketika spending, itu berarti orang harus mengeluarkan lebih. Kalau mengeluarkan lebih, berarti harus ada barang yang dia beli,” kata Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenpar Rizki Handayani Mustafa dalam Musyawarah Nasional (Munas) XVIII PHRI, di Bogor, Selasa. Rizki menyebut sektor pariwisata perlu mengikuti tren untuk mencari peluang atau pasar baru yang dapat membuat wisatawan mau mengeluarkan dana lebih untuk tinggal dan menikmati pengalaman berwisata di Indonesia. Terkait hal ini, Kementerian Pariwisata menyadari bahwa terdapat sejumlah pasar yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan negara. Misalnya seperti wisata kuliner (gastronomi), wisata bahari (marine) dan wisata kebugaran (wellness tourism). Baca juga: Kemenpar sukses jaga pertumbuhan wisatawan dalam 100 hari kerja Adapun hal-hal yang dapat dikembangkan di dalamnya seperti pengembangan marina dan boating hingga industri kapal yacht yang sedang berkembang di kawasan Asia. “Ini yang kita sedang dorong untuk juga kita kembangkan, masih banyak regulasi yang tumpang tindih,” ujar dia. Pihak Kementerian Pariwisata juga mulai mempertimbangkan adanya wisata berbasis ilmu pengetahuan atau edutrip, yang fokus pada minat-minat tertentu. Contohnya wisata terkait arsitektur Indonesia atau kain tradisional Nusantara (wastra). Baca juga: Kemenkop dan Kemenpar perkuat peran Pokdarwis di kepariwisataan “Ini yang bisa kita dapatkan market baru, di luar market-market yang ada. Mungkin itu niche, tapi ini ada, dan dia bisa spending lebih banyak,” ucap Rizki. Dengan banyaknya sasaran baru tersebut, menurutnya amat penting bagi pemerintah maupun asosiasi untuk menciptakan paket-paket yang dapat menunjang pengalaman wisatawan berwisata. Sementara strategi yang berhubungan dengan pariwisata di bulan Ramadhan, Rizki menyoroti adanya peluang bagi pengelola hotel untuk menggaet lebih banyak tamu melalui konsep hotel itikaf di saat negara sedang menurunkan pengeluarannya untuk belanja. Baca juga: Kemenpar: Kekayaan kuliner dapat jadi strategi untuk gaet wisman “Saya pernah ada pengalaman di Sahid Hotel, bikin acara itikaf. Jadi mulai dari buka puasa sampai malam, menginap kita di sana. Ada yang nginap di hotel, ada yang di ballroom-nya saja, jadi itu ada spending,” ujar Rizki. Dengan demikian, Rizki berharap baik pihak asosiasi maupun stakeholder terkait dapat bersama-sama mencari celah untuk meningkatkan pendapatan negara dari sisi pariwisata, termasuk menentukan sasaran serta paket wisata, model produk atau fasilitas apa saja yang perlu disusun dan disediakan. Surat Menteri Keuangan Nomor S-37/MK.02/2025 tentang Efisiensi Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) dalam Pelaksanaan APBN 2025, pemerintah menargetkan efisiensi sebesar Rp 306 triliun. Baca juga: Gen Z cari pengalaman lokal dengan berkunjung ke desa wisata Surat menteri itu diterbitkan sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025, yang ditujukan kepada seluruh gubernur, bupati sampai walikota. Adapun beberapa hal yang diminta untuk dibatasi yakni belanja untuk kegiatan yang seremonial, publikasi hingga seminar atau Focus Group Discussion (FGD). Di dalamnya disebutkan bahwa penghematan anggaran bagi K/L ditujukan untuk melakukan penghematan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan memotong beberapa pos anggaran di K/L. Baca juga: …

  • Akulturasi dengan Tionghoa beri dampak pada kekayaan budaya Indonesia

    Akulturasi dengan Tionghoa beri dampak pada kekayaan budaya Indonesia

    Heartdesign.my.id – Jakarta (Heartdesign) – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut adanya akulturasi budaya Indonesia dengan Tionghoa memberikan dampak yang signifikan terhadap kebudayaan Nusantara hingga saat ini. “Akulturasi budaya Tionghoa memberi dampak signifikan dalam memperkaya keberagaman budaya Indonesia,” kata Fadli Zon pada pembukaan pameran Kongsi: Akulturasi Tionghoa di Nusantara di Museum Nasional, Jakarta, Senin. Fadli mengatakan kekayaan budaya Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke sebelumnya telah mendapatkan pengaruh budaya negara lain. Misalnya seperti Tiongkok, India, Timur Tengah, Eropa hingga Amerika. Percampuran budaya itu terjadi karena adanya faktor interaksi antara pedagang Tionghoa dengan warga lokal. Misalnya dalam dunia sastra, para penyair lokal yang awalnya menuliskan syair-syair menggunakan daun lontar atau kulit pohon, jadi menggunakan lembaran kertas yang dibawa orang-orang Tiongkok ke Nusantara kala itu. Baca juga: Menteri Kebudayaan catat cagar budaya nasional capai 228 unit Baca juga: Menbud buka festival peringatan satu abad Pramoedya Ananta Toer Dari sisi kebudayaan, adanya faktor perkawinan dari dua ras yang berbeda menciptakan motif batik baru pada pakaian-pakaian yang dikenakan, seperti kebaya encim, kerah sanghai sampai baju koko. Kemudian di dunia kuliner, muncul makanan berupa bakmi, teh, lumpia dan bakso. Menurutnya, semua kekayaan tersebut merupakan bukti konkret dari hubungan baik yang terjalin antara masyarakat Tionghoa dengan warga lokal. “Dari rute percobaan maritim dari era Sriwijaya dan Majapahit, ke warisan peranakan yang terus berkembang hari ini, legasi ekoliterasi merupakan fitur yang menakjubkan dalam sejarah kita,” ujar dia. Dalam kesempatan itu, Fadli turut menekankan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan telah menjadi melting point atau tempat bertemunya berbagai budaya tersebut. Dengan demikian, dirinya berharap masyarakat dapat menjaga seluruh warisan budaya tersebut. Salah satunya melalui kunjungan ke museum guna menambah wawasan terkait sejarah bangsa baik dari sisi cerita maupun pengetahuan soal peninggalan sejarah lainnya. Baca juga: Menbud: Perjuangan pers tidak bisa dipisahkan dari budaya bangsa Baca juga: Menbud Fadli Zon: Museum Lambung Mangkurat jadi pusat budaya Kalsel Baca juga: Menbud belum akan daftarkan dangdut ke UNESCO pada 2025 karena ini Pewarta: Hreeloita Dharma ShantiEditor: MahmudahCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4640081/akulturasi-dengan-tionghoa-beri-dampak-pada-kekayaan-budaya-indonesia

  • Museum Nasional gelar pameran akulturasi Tionghoa di Nusantara

    Museum Nasional gelar pameran akulturasi Tionghoa di Nusantara

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Museum Nasional Indonesia melalui unit Museum dan Cagar Budaya (MCB) menggelar sebuah pameran bertajuk “Kongsi: Akulturasi Tionghoa di Nusantara” yang dapat dikunjungi publik mulai 11 Februari 2025. “Akulturasi jadi bukti sejarah harmonis antara masyarakat Tionghoa dan masyarakat lokal di masa lampau,” kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam pembukaan pameran di Museum Nasional, Jakarta, Senin. Pameran tersebut akan mengajak para pengunjung untuk mengeksplor lebih dalam tentang sejarah, peran dan warisan budaya masyarakat Tionghoa dalam membentuk keberagaman budaya di Nusantara. Baca juga: Menbud apresiasi Museum Nasional pecah rekor capai 12.735 pengunjung Selain itu, pameran juga menyoroti bagaimana interaksi masyarakat Tionghoa dan Nusantara dalam menciptakan warisan budaya yang kaya dan harmonis. Terdapat tiga bagian yang dapat dikunjungi yakni zona interaksi awal, zona mengadu nasib dan meretas jalan kemerdekaan, serta zona merayakan keberagaman. Pada zona interaksi awal, pengunjung akan diajak mengungkap jejak kedatangan masyarakat Tionghoa di Nusantara, perannya dalam perdagangan serta awal pembauran budaya. Kemudian melalui zona mengadu nasib dan meretas jalan kemerdekaan, pihak penyelenggara ingin menggambarkan dinamika sosial dan politik masyarakat Tionghoa di Indonesia, termasuk kontribusi mereka dalam perjuangan kemerdekaan. Sedangkan di zona merayakan keberagaman, ditampilkan berbagai aspek akulturasi budaya Tionghoa dalam busana, arsitektur, kuliner, bahasa, seni dan kepercayaan yang telah menjadi bagian dari kebudayaan Tanah Air saat ini. Baca juga: Fadli Zon tegaskan keris tetap relevan di zaman modern Judul dari pameran sendiri pun diambil dari kata ‘kongsi’ yang berasal dari bahasa Hokkian ‘gongsi’ yang berarti kerja sama. Diketahui pameran tersebut bakal berlangsung di Museum Nasional selama tiga bulan. Adapun harga tiket bagi masyarakat yang tertarik datang adalah Rp25 ribu. Masyarakat juga diwajibkan untuk membeli tiket masuk ke Museum Nasional terlebih dahulu seharga Rp15 ribu bagi anak usia 3-12 tahun, Rp25 ribu bagi orang dewasa dan Rp50 ribu untuk Warga Negara Asing (WNA). Pembelian tiket pameran “Kongsi” dapat dilakukan secara langsung di tempat yakni di loket museum ataupun melalui aplikasi Traveloka. Terselenggaranya pameran “Kongsi” merupakan bagian dari upaya Museum dan Cagar Budaya (IHA) dalam melakukan tugasnya terkait pengelolaan museum serta promosi dan publikasi kegiatan kebudayaan sebagai upaya penguatan wawasan masyarakat soal warisa budaya Indonesia. Baca juga: Kemenhan batasi wisata edukasi Lorong Sejarah untuk WNI Baca juga: Museum sebaiknya punya program untuk anak dan orang tua Baca juga: Menbud soroti pentingnya standarisasi museum untuk daya tarik budaya Pewarta: Hreeloita Dharma ShantiEditor: MahmudahCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4639717/museum-nasional-gelar-pameran-akulturasi-tionghoa-di-nusantara

  • Ini keunikan Suku Baduy, dari rumah hingga kearifan lokalnya

    Ini keunikan Suku Baduy, dari rumah hingga kearifan lokalnya

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Kebudayaan Suku Baduy dikenal dengan kearifan lokalnya yang masih kental, terutama dalam kehidupan sehari-hari yang sangat bergantung pada alam. Mereka mengandalkan sumber daya alam dalam mata pencaharian, seperti bertani, bertenun, dan membuat gula aren. Suku yang menetap di kawasan Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten ini tinggal di kawasan cagar budaya seluas 5.101,85 hektar. Dikelilingi oleh hutan dan alam yang masih asri, wilayah ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan kehidupan yang harmonis dengan alam. Sebagai bentuk pelestarian budaya dan lingkungan, masyarakat Baduy menerapkan nilai-nilai adat yang diwariskan turun-temurun. Mereka hidup dalam kesederhanaan sebagai bentuk rasa syukur kepada alam. Baca juga: Warga Badui tolak kolom agama penghayat kepercayaan Tak heran jika kehidupan mereka masih mempertahankan tradisi leluhur, termasuk cara mereka bekerja dan menjalani aktivitas sehari-hari. Keunikan tradisi yang dijaga oleh masyarakat Baduy menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan langsung kehidupan mereka. Tak hanya itu, berbagai bentuk kearifan lokal yang masih dipraktikkan hingga kini juga membuat banyak orang tertarik untuk mengenalnya lebih dalam. Beberapa di antaranya adalah: 1. Semangat gotong royong Dalam masyarakat Baduy, gotong royong dikenal dengan istilah Dugdug Rembug, yakni kegiatan bersama yang dilakukan secara spontan untuk membantu satu sama lain. Tradisi ini tidak hanya memperkuat hubungan sosial, tetapi juga menjadi wujud kepatuhan terhadap pemimpin adat. Bagi mereka, gotong royong adalah salah satu bentuk rasa syukur yang diwujudkan melalui kerja sama dalam berbagai aspek kehidupan. Baca juga: Berkunjung ke Suku Baduy, ini hal yang tidak boleh dilakukan 2. Lumbung penyimpanan hasil tani Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat Baduy memiliki tempat penyimpanan hasil panen, terutama padi. Padi yang telah dipanen akan dikeringkan dalam waktu cukup lama sebelum akhirnya disimpan di lumbung yang disebut leuit. Lumbung ini dibuat menggunakan bahan alami seperti bambu dan kayu untuk dinding, serta ijuk atau daun kelapa sebagai atapnya. Biasanya, lumbung dibangun agak berjauhan dari rumah guna mencegah risiko kebakaran atau gangguan lainnya. 3. Rumah yang berbentuk panggung Seluruh rumah di pemukiman Suku Baduy memiliki bentuk yang seragam, yakni rumah panggung. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kesetaraan antarwarga serta menjaga kesederhanaan dalam kehidupan sosial. 4. Menjaga kelestarian alam dengan tidak merusaknya Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Baduy sangat menjaga kebersihan lingkungan. Mereka mandi di sungai menggunakan daun honje atau kecombrang sebagai pengganti sabun. Untuk membersihkan gigi, mereka memanfaatkan sabut kelapa sebagai sikat alami. Adat mereka melarang penggunaan sabun dan sampo karena dianggap dapat mencemari sungai. Begitu pula dalam mencuci pakaian, mereka hanya menggunakan batu sungai untuk menggilas pakaian tanpa bahan kimia. Baca juga: Mengenal Suku Baduy dalam dan luar: Perbedaan dan tradisinya 5. Produk pertanian dan kerajinan bernilai ekonomi Masyarakat Baduy memanfaatkan sumber daya alam untuk menghasilkan produk bernilai ekonomi. Mereka mengolah rotan, kulit kayu, hingga durian khas Baduy menjadi barang yang dapat dijual. Selain itu, mereka juga memproduksi madu, terutama madu hitam, yang terkenal memiliki khasiat tinggi. Banyak warga Baduy Luar yang bepergian ke kota untuk menjajakan madu mereka. Di bidang kerajinan, keterampilan menenun menjadi salah satu warisan budaya yang tetap lestari. …

  • Mengintip keindahan air terjun Kapas Biru di Lumajang

    Mengintip keindahan air terjun Kapas Biru di Lumajang

    Arlaindofood.co.id – Heartdesign – Air terjun Kapas Biru di Desa Taman Ayu, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menawarkan keindahan alam yang memukau. Air yang jatuh dari tebing setinggi 100 meter dan dikelilingi hutan yang asri, membuat wisata panorama air terjun tersebut menjadi pilihan berlibur di akhir pekan bersama keluarga. (Hamka Agung Balya/Arif Prada/Ludmila Yusufin Diah Nastiti) Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/video/4637493/mengintip-keindahan-air-terjun-kapas-biru-di-lumajang

  • Mengenal Suku Baduy dalam dan luar: Perbedaan dan tradisinya

    Mengenal Suku Baduy dalam dan luar: Perbedaan dan tradisinya

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Indonesia memiliki beragam kearifan lokal yang tersebar di berbagai daerah, masing-masing dengan ciri khas tersendiri dalam melestarikan budayanya. Salah satu suku yang cukup dikenal adalah Suku Baduy, yang bermukim di kawasan Pegunungan Kendeng, tepatnya di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Masyarakat Suku Baduy dikenal dengan kedekatan mereka terhadap alam. Mereka sangat menjaga kelestarian lingkungan sebagai bentuk penghormatan terhadap alam semesta yang telah memberi kehidupan. Bagi mereka, alam adalah titipan dari Yang Maha Kuasa yang harus dijaga dan dirawat. Prinsip hidup yang mereka pegang erat terangkum dalam sebuah filosofi yang berbunyi: “Gunung tidak boleh dihancurkan, lembah tidak boleh dirusak, yang pendek tidak boleh disambung, dan yang panjang tidak boleh dipotong.” Ungkapan ini mencerminkan bagaimana mereka menjaga keseimbangan alam dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai leluhur. Sebagai masyarakat adat yang hidup selaras dengan alam, mereka memiliki aturan yang mengatur kehidupan sosial dan budaya. Keunikan tradisi mereka menarik minat wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam kehidupan masyarakat Baduy. Sebelum berkunjung, ada baiknya memahami lebih dulu mengenai Suku Badut, kebiasaan dan adat istiadat mereka agar dapat berwisata dengan penuh penghormatan terhadap budaya setempat. Baca juga: UI luncurkan program edukasi kesehatan kulit di Baduy Mengenal Suku Baduy Suku Baduy terbagi menjadi dua kelompok, yakni Baduy Dalam dan Baduy Luar. Kedua kelompok ini memiliki keterikatan erat dengan alam, menjadikannya sebagai sumber penghidupan utama. Kehidupan mereka sangat sederhana dan penuh dengan nilai-nilai adat. Dalam upaya mempertahankan tradisi, masyarakat Baduy menolak pendidikan formal karena dianggap bertentangan dengan adat yang mereka junjung tinggi. Selain itu, mereka juga tidak memiliki budaya tulis. Sebagai gantinya, anak-anak Baduy diajarkan ilmu dasar kepercayaan, hukum adat, serta cara berhitung melalui metode pengajaran lisan yang disebut papagahan atau saling mengajari. Bahasa yang digunakan oleh Suku Baduy adalah bahasa Sunda dengan dialek khas Baduy. Sementara itu, dalam hal kepercayaan, mayoritas masyarakat Baduy menganut Sunda Wiwitan, sebuah kepercayaan lokal yang mengakui keberadaan Tuhan, malaikat, dan para nabi. Baca juga: Kecapi Buhun hingga Carita Pantun Baduy jadi Warisan Budaya Tak Benda Perbedaan Baduy luar dan Baduy dalam Meski memiliki banyak kesamaan, terdapat beberapa perbedaan signifikan antara Baduy luar dan Baduy dalam, di antaranya: Baduy luar • Bertempat tinggal di wilayah Kanekes, seperti Cikadu, Kaduketuk, Cisagu, dan Gajeboh.• Berpakaian dengan dominasi warna hitam, biru dongker, atau batik.• Lebih terbuka terhadap dunia luar dan sering berinteraksi dengan masyarakat luar suku.• Mulai terpengaruh budaya modern, termasuk penggunaan teknologi seperti ponsel dan barang elektronik.• Ekonomi lebih berkembang, terutama dalam menjual hasil kerajinan tangan, produk pertanian, madu, dan berbagai produk lainnya. Baduy dalam • Bermukim di daerah seperti Cikeusik, Cibeo, dan Cikertawana.• Berpakaian dominan putih (baju) dan hitam (ikat kepala).• Teguh menjaga adat istiadat dan mempertahankan kepercayaan leluhur secara turun-temurun.• Melarang masuknya teknologi modern secara ketat.• Tidak menggunakan listrik dan tetap menjalankan aktivitas dengan cara tradisional.• Melaksanakan berbagai ritual adat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Suku Baduy adalah contoh nyata masyarakat yang tetap teguh menjaga warisan leluhur meskipun dunia terus berkembang. Kearifan lokal mereka menjadi bukti bahwa keseimbangan antara manusia dan alam dapat tetap terjaga …

  • Uzbekistan, destinasi menarik telusuri jejak peradaban Islam

    Uzbekistan, destinasi menarik telusuri jejak peradaban Islam

    Arlaindofood.co.id – Heartdesign – Bagi Anda yang ingin berwisata sambil menjelajahi sejarah peradaban Islam, Uzbekistan yang merupakan tanah kelahiran ulama besar Imam Al Bukhari menjadi salah satu destinasi menarik. Anda dapat berkunjung ke kota-kota bersejarah seperti Samarkand, Bukhara, Tashkent, dan Khiva. (Suci Nurhaliza/Ibnu Zaki/Arif Prada/Feny Aprianti) Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/video/4635961/uzbekistan-destinasi-menarik-telusuri-jejak-peradaban-islam