Kategori: Wisata

  • Wakil Menteri Pariwisata ingin jumlah polisi pariwisata ditambah

    Wakil Menteri Pariwisata ingin jumlah polisi pariwisata ditambah

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa mengemukakan perlunya penambahan jumlah polisi pariwisata yang bisa berbahasa Inggris untuk meningkatkan pengamanan wisatawan di daerah-daerah tujuan wisata. Menanggapi pertanyaan awak media mengenai kasus penculikan warga negara Ukraina oleh sekelompok warga Rusia di Bali, Wakil Menteri Pariwisata menyampaikan bahwa dia beberapa waktu lalu menghadiri rapat koordinasi dengan Polri di Bali untuk membahas pengamanan wisatawan. “Itu saya menyampaikan bagaimana Polri juga mendorong ada lebih banyak lagi atau menambah lagi jumlah polisi pariwisata yang bisa berbahasa Inggris,” katanya dalam acara Monthly Brief 2025 di Jakarta, Jumat. Namun, dia tidak menyampaikan penjelasan lebih lanjut mengenai skema penambahan polisi pariwisata yang direncanakan. Dia hanya menekankan bahwa setiap kasus gangguan keamanan yang terjadi di daerah wisata diselesaikan sesuai dengan hukum yang berlaku, termasuk kasus penculikan yang terjadi di Bali. “Karena apa yang sudah dilakukan itu termasuk aksi kriminal, ya jadi otomatis itu sudah menjadi ranah dari pihak kepolisian dan kami terus berkoordinasi di tingkat pusat,” katanya. Baca juga: Polisi inspeksi kelaikan kendaraan wisata antisipasi kecelakaan Baca juga: Menteri Pariwisata tegaskan komitmen wujudkan pariwisata aman Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata Hariyanto menyampaikan bahwa kementerian berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dan pemerintah daerah dalam menangani masalah keamanan wisatawan. “Penegakan hukum itu bukan menjadi kewenangan Kementerian Pariwisata, tentu saja sebagaimana yang tadi disampaikan kita berkoordinasi terus dengan aparat penegakan hukum yang relevan dan jangan lupa juga, dengan pemerintah daerah kita sangat intens sekali, hampir tiap hari,” katanya. Hariyanto menyampaikan bahwa Kementerian Pariwisata telah memperbarui nota kesepahaman kerja sama dengan kepolisian mengenai pengaturan pengerahan polisi pariwisata serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia bidang pariwisata melalui pendidikan dan pelatihan. Baca juga: Kemenpar minta polisi-PORA tuntaskan kasus penculikan warga Ukraina Baca juga: Sembilan warga negara asing diduga terlibat perampokan warga Ukraina di Bali Pewarta: Hreeloita Dharma ShantiEditor: MaryatiCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4634785/wakil-menteri-pariwisata-ingin-jumlah-polisi-pariwisata-ditambah

  • Kampung Asei Besar penghasil lukisan kulit kayu bernilai seni budaya

    Kampung Asei Besar penghasil lukisan kulit kayu bernilai seni budaya

    Arlaindofood.co.id – Jayapura (Heartdesign) – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua menyatakan bahwa Kampung Asei Besar yang terletak di Distrik Sentani Timur, dikenal sebagai sentra penghasil lukisan kulit kayu yang memiliki nilai seni dan budaya tinggi. Kepala Bidang Kebudayaan Fred Modouw kepada Heartdesign di Sentani, Minggu, mengatakan bahwa seni lukisan ini telah diwariskan turun-temurun oleh masyarakat setempat dan menjadi bagian penting dari identitas budaya suku asli di daerah ini. “Lukisan kulit kayu dari Kampung Asei Besar memiliki keunikan tersendiri, baik dari motif maupun teknik pembuatannya, yang membedakan dari seni lukis lainnya,” katanya. Baca juga: Menengok Kampung Asei, rumahnya perajin kriya kulit kayu di Papua Menurut Fred, lukisan kulit kayu atau dalam bahasa Sentani disebut “Khombouw” ini, biasanya dibuat dengan menggunakan kulit kayu khas yang diolah secara tradisional, dan proses pembuatannya melibatkan beberapa tahapan, mulai dari mengambil kulit kayu, mengeringkan, pewarnaan hingga memberi motif. “Setiap motif yang dihasilkan memiliki makna filosofis yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat setempat, juga sebagai warisan budaya dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi,” ujarnya. Dia menjelaskan banyak wisatawan dan kolektor seni dari dalam maupun luar negeri tertarik untuk membeli karya seni ini, sebagai oleh-oleh juga koleksi pribadi. Baca juga: Lukisan kulit kayu dari Jayapura menembus pasar internasional “Potensi ekonomi dari seni lukisan kulit kayu ini sangat besar, sehingga perlu terus dikembangkan dan dipromosikan,” katanya lagi. Dia menambahkan bahwa pemerintah terus mendukung para seniman lokal di Kampung Asei Besar agar dapat mempertahankan dan mengembangkan karya seni lukisan kulit kayu ini. “Salah satu upaya yang dilakukan yakni memperkenalkan seni lukisan kulit kayu ke pasar yang lebih luas, melalui berbagai pameran seni dan budaya,” ujar Fred. Baca juga: Pewaris seni lukis cukilan kayu khas Imlek promosikan warisan budaya Baca juga: Perajin Bantul olah limbah kayu jadi kerajinan lukisan tiga dimensi Pewarta: Agustina Estevani JanggoEditor: Siti ZulaikhaCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4621890/kampung-asei-besar-penghasil-lukisan-kulit-kayu-bernilai-seni-budaya

  • Menbud usulkan tiap provinsi miliki ahli untuk petakan cagar budaya

    Menbud usulkan tiap provinsi miliki ahli untuk petakan cagar budaya

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengusulkan agar di setiap wilayah setingkat provinsi memiliki tim ahli cagar budaya agar dapat memetakan warisan budaya berupa cagar budaya di masing-masing provinsi, hal ini menyusul adanya sejumlah situs peninggalan sejarah yang belum menjadi cagar budaya daerah. “Ini yang kita harapkan ke seluruh daerah ada tim cagar budaya tingkat provinsi, kabupaten/kota karena ternyata banyak situs yang sampai sekarang belum menjadi cagar budaya karena kendala administratif dan birokrasi,” ujar Fadli Zon dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa. Dirinya pun mencontohkan salah bangunan yang merupakan simbol budaya, agama serta nasionalisme masyarakat Aceh yakni Masjid Raya Baiturrahman, Aceh yang belum menjadi cagar budaya nasional, sementara bangunan ini memiliki nilai sejarah serta budaya yang tersohor di dalam negeri. Beralih ke Sulawesi Tengah, yakni terdapat situs Taman Nasional Lore Lindu yang juga belum mendapatkan predikat serupa. Baca juga: Menbud belum akan daftarkan dangdut ke UNESCO pada 2025 karena ini Baca juga: Menteri Fadli Zon usulkan Badan Bahasa dapat bergabung ke Kemenbud Ia pun menyayangkan hal itu serta berharap dukungan Komisi X DPR RI agar turut menyelamatkan situs-situs dengan nilai budaya hingga sejarah di Indonesia itu. Sementara situs budaya di wilayah Banten, pihaknya mengakui telah mendukung agar Provinsi Banten memiliki tim ahli cagar budaya dalam waktu yang cukup singkat, yakni tiga hari. Lebih jauh, ia mengakui terdapat kendala dalam proses klaim situs sejarah atau warisan budaya menjadi cagar budaya yakni birokrasi yang terlalu panjang. Ke depan, katanya, Menbud berencana untuk menyesuaikan aturan mengenai cagar budaya yakni memangkas tahapan yang berjenjang khusus dalam situasi yang dianggap darurat. “Jadi tidak kewajiban harus berjenjang untuk ditetapkan misalnya yang darurat itu ditetapkan sebagai cagar budaya nasional dalam rangka untuk penyelamatan dan kami mohon dukungan Komisi X,” ujarnya pula. Di sisi lain, Kemenbud kini tengah berupaya meningkatkan warisan budaya tak benda yang saat ini tercatat sekitar 2.213 unit. Rencana ini menurutnya disambut baik oleh sejumlah provinsi, kabupaten dan kota yang mulai mendaftarkan warisan budaya tak benda yang dimiliki berbagai wilayah itu. “Nah ini sekarang di provinsi dan kabupaten/kota sekarang proses pendaftaran warisan budaya tak benda ini sangat cukup antusias sehingga bisa merekam warisan budaya tak benda,” pungkasnya. Baca juga: Fadli Zon: Kebudayaan nusantara harus bisa mempengaruhi dunia Baca juga: Menbud bentuk dewan pengawas untuk museum dan cagar budaya Pewarta: Sinta AmbarwatiEditor: Zita MeirinaCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4626161/menbud-usulkan-tiap-provinsi-miliki-ahli-untuk-petakan-cagar-budaya

  • Desa wisata dinilai munculkan pahlawan lokal yang dorong perekonomian

    Desa wisata dinilai munculkan pahlawan lokal yang dorong perekonomian

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Pengamat pariwisata asal Universitas Andalas Sari Lenggogeni menilai bahwa program desa wisata yang diusung oleh Kementerian Pariwisata telah memunculkan pahlawan lokal yang mendorong pertumbuhan perekonomian di area sekitar. “Mereka (orang pariwisata yang kehilangan pekerjaan) ke kampung dan menjadi pahlawan bagi warganya. Memang tidak gampang membangunnya (desa wisata) karena akan ada banyak isu sosial budaya seperti penerimaan dari masyarakat yang literasinya kurang tentang pariwisata dan dampaknya sehingga ada resistensi,” kata Sari saat dihubungi Heartdesign di Jakarta, Rabu. Sari mengatakan desa wisata telah menggerakkan pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat. Pada zaman pandemi COVID-19 misalnya, para pahlawan lokal yang muncul itu merupakan kelompok masyarakat dari sektor pariwisata yang kehilangan pekerjaan. Baca juga: Kemenpar diharap buat “blue print” bagi desa peraih penghargaan dunia Kala itu sektor pariwisata kehilangan sekitar 82 persen lapangan pekerjaan, yang mengharuskan pelaku usaha memecat pegawai atau merampingkan perusahaannya. Penggerak pariwisata itulah yang kembali ke kampung halaman dan berupaya menggerakkan kampungnya agar jadi destinasi wisata. “Kelompok penggerak desa wisata ini kebanyakan dari gen Z dan milenial. Mereka yang membuat regenerasi pertumbuhan pelaku usaha wisata yang memahami dampak pariwisata,” ujar dia. Meski para penggerak pariwisata muda itu kemungkinan bakal mengalami masalah dari sisi sosial dan budaya, namun, Sari melihat program itu mendorong mereka untuk menyelamatkan lingkungan dan membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. “Saya rasa ini investasi luar biasa untuk pembangunan SDM dan keberlanjutan lingkungan melalui desa wisata ini,” kata dia. Baca juga: Sejumlah desa wisata raih penghargaan di ASEAN Tourism Award 2025 Sari turut menilai bahwa program itu membuat pemerintah melalui Kementerian Pariwisata mendukung penuh pertumbuhan pariwisata sejak dari akar rumput. “Menurut saya telah mengorkestra pertumbuhan desa wisata yang kemudian ada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), ada pengumpulan data dari Jadesta (Jejaring Desa Wisata) yang jumlahnya sangat banyak dan ternyata potensinya sangat luar biasa. Artinya di sini Pemerintah Indonesia mendukung pertumbuhan pariwisata melalui bottom up,” ujar Sari. Oleh sebab itu, Sari menyarankan supaya pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata tidak hanya memberikan pendampingan maupun menggencarkan promosi, tapi, juga membuatkan rencana jangka panjang dari keberlangsungan ekosistem pariwisata di desa tersebut. Rencana jangka panjang diperlukan untuk mempersiapkan warga desa menyambut kedatangan wisatawan baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Selain itu, diharapkan rencana tersebut mendorong masyarakat desa untuk melakukan antisipasi terhadap dampak-dampak yang mungkin terjadi di kemudian hari serta meningkatkan kualitas fasilitas di desa maupun mutu pengalaman yang ditawarkan. Baca juga: Desa Wisata Saribu Gonjong terima penghargaan Asean Tourism 2025. Baca juga: Menpar kunjungi Desa Wukirsari Bantul peraih Best Tourism Village 2024 Baca juga: Wamenpar petakan potensi Desa Wisata Tinalah di Kulon Progo Pewarta: Hreeloita Dharma ShantiEditor: Natisha AndarningtyasCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4629589/desa-wisata-dinilai-munculkan-pahlawan-lokal-yang-dorong-perekonomian

  • Gen Z cari pengalaman lokal dengan berkunjung ke desa wisata

    Gen Z cari pengalaman lokal dengan berkunjung ke desa wisata

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Pengamat pariwisata dari Universitas Andalas Sari Lenggogeni menyebut bahwa saat ini para wisatawan terutama yang berasal dari kalangan generasi Z lebih gemar mencari pengalaman lokal yang dianggap menyenangkan di desa wisata. Sari, saat dihubungi Heartdesign di Jakarta, Rabu, mengutip survei yang dilakukan sebuah platform pemesanan hotel, menyebutkan Gen Z mencari tempat wisata yang mengadopsi konsep berkelanjutan dan pengalaman lokal, yang kerap ditawarkan desa wisata. Sari menekankan saat ini gen Z memiliki ketertarikan untuk menjadi bagian dari sebuah budaya lokal. Misalnya, mulai dari tempat penginapan yang tradisional, menggunakan sepeda yang dipakai warga sehari-hari, dan aneka kebiasaan lainnya. Baca juga: Survei: Wisatawan Gen Z dan milenial berlibur untuk hilangkan stres Gen Z, katanya, juga gemar datang ke destinasi seperti desa wisata yang dianggapnya tertata, mempunyai perkumpulan (komunal) yang spesifik. “Misalnya apakah komunal dapur, ruang tamu komunal, macam-macam ya. Itu bisa diciptakan sehingga orang merasa ada interaksinya tinggi, ada kebersamaan di sana, ini yang harus dibuat atraksi-atraksi inovatif ini dan kesiapan kebersihan serta tata kelolanya, tata letak infrastruktur, tata kelola,” kata Sari. Menurut Sari, minat yang besar tersebut tidak boleh membuat pengelola desa wisata melupakan prinsip lokal. Semua pihak yang terlibat diharapkan tetap menjunjung tinggi nilai, kepercayaan serta aturan-aturan yang ada untuk diikuti oleh para wisatawan. “Misalnya tata ruangnya seperti di Bali juga ada kan ada asas-asas, itu prinsip dalam membangun suatu daerah, di Toba pun juga seperti itu. Ini yang harus dijaga. Ini harus dikawal bersama secara bottom up dan top down,” ujar dia. Hal lain yang juga dicari oleh wisatawan dari kalangan Gen Z adalah pengalaman slow living (hidup dalam laju lambat) yang dianggap menenangkan. Para wisatawan menganggap bahwa slow living yang otentik datang dari nilai-nilai yang diterapkan oleh desa wisata itu sendiri. Baca juga: Begini kata aktris muda soal “slow living” yang banyak dipilih pemuda Biasanya wisatawan yang ingin melakukan slow living bakal menghabiskan waktu sekitar tujuh hari atau lebih untuk menetap menikmati kebudayaan dan keseharian warga lokal di satu tempat. Berbeda dengan fast tourism (berwisata dalam waktu kunjung singkat) yang hanya menghabiskan waktu selama tiga atau empat hari. Oleh karena itu, Sari berharap Kementerian Pariwisata dapat memperhatikan kluster desa wisata dan menentukan mana desa yang harus dijadikan prioritas, termasuk desa-desa yang sudah mendapatkan penghargaan internasional. Langkah tersebut dinilai dapat mendorong wisatawan untuk melakukan kunjungan ulang,sehingga pertumbuhan ekonomi terutama dari sektor pariwisata dapat dijaga. “Jadi, harus dijaga, kesiapan destinasi harus siap, ini yang harus jadi fokus Kementerian Pariwisata. Misalnya berapa yang kemarin dapat penghargaan ASEAN Awards, itu harus segera jadi perhatian karena itu bisa dikurasikan seperti apa wisatanya, bisa jadi bench marking atau edukasi,” ucap Sari. Baca juga: Menempa Gen Z menuju Indonesia Emas Baca juga: Menpar laporkan kenaikan kunjungan wisata dalam periode 100 hari kerja Baca juga: Pusat edukasi hiu paus resmi dibuka di Teluk Saleh Pewarta: Hreeloita Dharma ShantiEditor: Natisha AndarningtyasCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4629593/gen-z-cari-pengalaman-lokal-dengan-berkunjung-ke-desa-wisata

  • Asal usul Cap Go Meh dan tradisi khas yang meriah di Indonesia

    Asal usul Cap Go Meh dan tradisi khas yang meriah di Indonesia

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Cap Go Meh merupakan perayaan yang menandai puncak dari rangkaian Tahun Baru Imlek, tepat pada hari ke-15 dalam kalender Lunar. Dalam kalender Lunar Tionghoa, Cap Go Meh memiliki makna penting karena menjadi penutup rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek sekaligus puncak dari seluruh tradisi yang berlangsung sejak awal tahun. Tradisi ini berasal dari Tiongkok kuno dan telah diwariskan turun-temurun selama berabad-abad yang menjadi simbol kebersamaan, harapan, dan doa untuk tahun yang lebih baik. Pada tahun 2025, Cap Go Meh kembali dirayakan dengan penuh semarak. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang Hari Libur dan Cuti Bersama 2025, Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili jatuh pada Rabu, 29 Januari 2025, yang menandai hari pertama dalam kalender Lunar. Dengan perhitungan tersebut, perayaan Cap Go Meh tahun ini jatuh pada Rabu, 12 Februari 2025. Festival ini disambut meriah di berbagai negara dengan beragam pertunjukan, seperti barongsai, tarian naga, atraksi wushu, hingga pemasangan lampion yang menerangi malam dengan warna-warni yang indah. Baca juga: Budaya Tionghoa tampil dalam perayaan Cap Go Meh di Tambora Namun, bagaimana sebenarnya asal usul Cap Go Meh? Dan tradisi apa saja yang biasanya dilakukan dalam perayaan ini di Indonesia? Simak pembahasannya berikut ini. Asal usul Cap Go Meh Melansir berbagai sumber, dalam bahasa Hokkien, “Cap Go Meh” berarti “malam ke-15,” yang merujuk pada bulan purnama pertama di tahun baru. Perayaan ini memiliki makna mendalam sebagai simbol harapan, keberuntungan, dan doa untuk kehidupan yang lebih baik. Selain itu, tanggal ini juga menandai bulan purnama pertama sekaligus menjadi akhir dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek. Mengutip China Highlights, dalam bahasa Mandarin festival ini dikenal dengan beberapa sebutan, seperti Yuan Xiao Jie atau Shang Yuan Jie. Nama tersebut cukup populer, di mana Yuan Xiao Jie jika diterjemahkan berarti Festival Lentera atau Lantern Festival. Bagi sebagian masyarakat, Cap Go Meh juga menjadi simbol penutupan perayaan Tahun Baru Imlek yang telah berlangsung selama 15 hari. Baca juga: Festival Cap Go Meh Singkawang 10 besar event terbaik di Indonesia Setiap tahunnya, Cap Go Meh dirayakan dengan berbagai acara meriah, seperti festival lampion, pertunjukan barongsai, hingga menikmati hidangan khas bersama keluarga. Berdasarkan kepercayaan masyarakat Tionghoa, sejarah perayaan Cap Go Meh sudah ada sejak lebih dari 2.000 tahun lalu dan asal-usulnya dikaitkan dengan dua kisah yang cukup terkenal. Salah satu versi menyebutkan bahwa tradisi ini bermula pada masa Dinasti Han, saat Kaisar Ming berkuasa. Kala itu, ia mendapat kabar bahwa para biksu menyalakan lentera pada malam ke-15 dalam kalender China sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Buddha. Mengetahui hal itu, Kaisar Ming kemudian mengeluarkan perintah agar seluruh kuil, rumah, hingga istana ikut menyalakan lentera pada malam yang sama. Awalnya, tradisi ini hanya dilakukan oleh umat Buddha, namun seiring waktu, perayaan ini berkembang menjadi festival yang diikuti oleh sebagian besar masyarakat Tionghoa. Baca juga: Rangkaian perayaan Imlek dan Cap Go Meh di Singkawang disiapkan Tradisi Cap Go Meh di Indonesia Perayaan Cap Go Meh di Indonesia memiliki berbagai tradisi khas yang menjadi daya tarik. Berikut adalah beberapa tradisi unik dalam perayaan tersebut: 1. Kirab budaya dan …

  • Kemenpar diharap buat "blue print" bagi desa peraih penghargaan dunia

    Kemenpar diharap buat “blue print” bagi desa peraih penghargaan dunia

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Kementerian Pariwisata diharapkan membuat blue print atau semacam rencana keberlanjutan bagi desa wisata yang telah meraih penghargaan bergengsi dunia seperti UN Tourism 2024 dan ASEAN Tourism 2025. “Kalau misalnya dalam destinasi itu core-nya adalah pembangunan destinasi, dengan blue print pariwisata itu ada grand design, master plan-nya ketika wisatawan datang sehingga ada ekosistem yang terbangun,” kata pengamat wisata dari Universitas Andalas Padang, Sari Lenggogeni saat dihubungi Heartdesign dari Jakarta, Rabu. Sari menuturkan blue print tersebut ditujukan untuk membentuk ekosistem pariwisata yang lebih matang dan terarah. Termasuk menyiapkan masyarakat desa bila sewaktu-waktu menerima lonjakan kunjungan wisatawan mancanegara. Baca juga: Desa Wisata Saribu Gonjong terima penghargaan Asean Tourism 2025. Diharapkan desa wisata tersebut tidak hanya menyediakan tempat destinasi atau sebatas atraksi saja. Meski promosi terus digencarkan sampai ke kancah global. “Jadi tidak cukup hanya memberikan promosi melalui penghargaan tersebut tapi membantu kesiapan destinasi melalui manajemen destinasinya sendiri. Visitor designer-nya seperti apa, travel information-nya seperti apa?” kata Sari. Tetapi juga mendorong majunya perekonomian di desa yang mencakup pengembangan UMKM, didirikannya souvenir center, menyusun paket-paket bagi para turis untuk melihat atraksi yang disediakan hingga ketersediaan homestay yang ramah, aman dan nyaman untuk ditinggali. Baca juga: Wamenpar: Peluang dan tantangan dua desa wisata di Yogyakarta Sari menekankan semuanya harus disiapkan terutama dari sisi CHSE, higienitas hingga hospitality-nya. “Kesiapan destinasi yang ditunjang oleh program lintas SKPD, lintas stake holders untuk membangun desa wisata, jadi tidak bisa langsung juara terbaik. Sehingga ketika orang datang, masyarakat tidak memahami atau literasi baik soal pariwisata ini yang kita khawatirkan,” ujar dia. Sari menyebut blue print tersebut juga harus dipastikan memiliki standar dan tesertifikasi. Dengan demikian, para turis akan mengeluarkan dana yang lebih banyak dan mendorong adanya minat untuk tinggal lebih lama. Baca juga: Wamenpar tinjau Desa Wisata Candirejo yang berbasis wisata komunitas “Dampaknya pasti menjadi list terutama dia (turis) mencari local experience, semakin lama generasi terutama generasi Z sekarang cari local experience. Survei membuktikan generasi semakin lama semakin ingin berbaur dengan lokal, ingin menjadi bagian dari kelokalan tersebut,” ucap dia. Sebelumnya, Desa Wisata Jatiluwih di Bali dan Desa Wisata Wukirsari di Yogyakarta telah meraih penghargaan “Best Tourism Villages UN Tourism 2024”. Kemudian pada 20 Januari 2025 diumumkan bahwa sebanyak 15 perwakilan desa wisata di Indonesia mendapat penghargaan ASEAN Tourism Awards yang berlangsung di Persada Johor International Convention Center, Johor Bahru, Johor, Malaysia. Dari sejumlah kategori penghargaan yang diperebutkan dalam ASEAN Tourism Awards 2025, desa wisata Indonesia berhasil menyabet pada kategori “5th ASEAN Homestay Award”, “4th ASEAN Community-Based Tourism (CBT) Award”, dan “3rd ASEAN Public Toilet Award”. Baca juga: Menpar kunjungi Desa Wukirsari Bantul peraih Best Tourism Village 2024 Baca juga: Sejumlah desa wisata raih penghargaan di ASEAN Tourism Award 2025 Pewarta: Hreeloita Dharma ShantiEditor: Siti ZulaikhaCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4629201/kemenpar-diharap-buat-blue-print-bagi-desa-peraih-penghargaan-dunia

  • Daftar 7 lokasi yang menggelar perayaan Cap Go Meh 2025 di Indonesia

    Daftar 7 lokasi yang menggelar perayaan Cap Go Meh 2025 di Indonesia

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Perayaan Cap Go Meh pada tahun 2025 akan jatuh pada 12 Februari, yang juga menandai hari terakhir atau “Malam ke-15” dari perayaan Tahun Baru Imlek. Bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia, festival ini dirayakan dengan meriah untuk menyambut bulan purnama yang terang. Sejak malam 12 Februari, keluarga-keluarga Tionghoa akan berkumpul untuk merayakan Cap Go Meh bersama, hingga 15 Februari. Perayaan Cap Go Meh di Indonesia mirip dengan perayaan Imlek, yang berlangsung di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bogor, dan Singkawang. Acara yang digelar sering kali mencakup pertunjukan Barongsai (tarian singa), festival kuliner, parade lentera, dan berbagai acara seru lainnya. Baca juga: Lontong cap go meh jadi warisan kuliner perajut tradisi Bagi Anda yang ingin merayakan kemeriahan Cap Go Meh bersama keluarga, berikut ini adalah tujuh lokasi di Indonesia yang akan mengadakan perayaan festival Cap Go Meh 2025. Lokasi perayaan Cap Go Meh 2025 di Indonesia 1. Glodok (Pecinan) dan PIK Pantjoran Perayaan Cap Go Meh di Jakarta Barat, khususnya di kawasan Pecinan Glodok, akan berlangsung pada 12 Februari 2025, dimulai pukul 13.00 WIB. Acara ini akan menampilkan berbagai pertunjukan budaya Tionghoa, termasuk atraksi naga, barongsai, serta seni Betawi seperti engrang, tanjidor, dan tarian kolosal. Selain itu, Festival Cap Go Meh 2025 di PIK Pantjoran telah digelar dari 25 Januari hingga 15 Februari, dengan tema ‘Radiance of Prosperity’. Acara menarik lainnya antara lain pertemuan dengan Kaisar, pertunjukan liong, barongsai, wushu, dan penampilan musisi ternama. Baca juga: Festival Cap Go Meh 2025 jatuh pada tanggal berapa? Ini perhitungannya 2. Bogor Perayaan Cap Go Meh di Bogor akan dilaksanakan pada 15 Februari 2025, dengan acara yang meriah di sepanjang jalan Suryakencana hingga Siliwangi. Dimulai pukul 15.00 WIB hingga tengah malam, acara ini akan menghadirkan berbagai hiburan seperti pertunjukan liong, barongsai, marching band, parade seni budaya, ogoh-ogoh, dan marawis, serta kuliner khas. 3. Singkawang Di Singkawang, Kalimantan Barat, perayaan Cap Go Meh akan diadakan dari 27 Januari hingga 13 Februari 2025, di Stadion Krisdasana. Acara ini menjadi bagian penting dalam melestarikan tradisi Tionghoa, dengan atraksi seperti replika ular emas raksasa, kuliner UMKM, seni budaya, pawai lampion, serta ritual Ket Sam Thoi dan tolak bala. 4. Semarang Semarang akan merayakan Cap Go Meh mulai 12 Februari 2025, dengan acara yang berlangsung beberapa hari. Selain mengunjungi Klenteng Sam Poo Kong dan Pasar Imlek Semawis, pengunjung dapat menikmati pertunjukan seni budaya Tionghoa, seperti barongsai dan Wayang Potehi, serta mencicipi kuliner khas seperti Lumpiah Cap Go Meh, brokoli jamur, dan nasi hainan. Baca juga: Asal usul Cap Go Meh dan tradisi khas yang meriah di Indonesia 5. Manado Di Manado, perayaan Cap Go Meh, yang dikenal dengan sebutan Pasiar Tapikong, akan diadakan pada 13 Februari 2025. Salah satu daya tarik utama adalah prosesi arak-arakan arca dewa (Kim Sin) yang mengelilingi kota, dimulai dari Klenteng Ban Hing Kiong dan kembali lagi ke tempat semula. 6. Bintan (Kepulauan Riau) Bintan di Kepulauan Riau menjadi destinasi menarik untuk merayakan Cap Go Meh bersama keluarga atau pasangan. Acara yang diadakan di Bintan mencakup pertunjukan barongsai dan bazar malam …

  • Festival Cap Go Meh 2025 jatuh pada tanggal berapa? Ini perhitungannya

    Festival Cap Go Meh 2025 jatuh pada tanggal berapa? Ini perhitungannya

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili yang jatuh pada Rabu, 29 Januari 2025, telah kita rayakan dengan penuh suka cita. Namun, rangkaian perayaannya belum berakhir, karena masih ada Cap Go Meh, sebuah festival yang tak kalah menarik dan selalu dinanti sebagai puncak perayaan Imlek. Cap Go Meh, merupakan perayaan yang menandai hari ke-15 sekaligus puncak perayaan Tahun Baru Imlek, kembali dirayakan dengan penuh kemeriahan pada tahun 2025. Tradisi yang sudah berlangsung selama berabad-abad ini menjadi simbol kebersamaan, harapan, dan doa untuk tahun yang lebih baik. Cap Go Meh dirayakan dengan penuh semarak di berbagai negara, ditandai dengan pertunjukan barongsai, tarian naga, atraksi wushu, serta pemasangan lampion yang mempercantik suasana malam. Di Indonesia, perayaan ini juga dimeriahkan dengan prosesi kirab, di mana arca para dewa ditempatkan dalam Kio dan diarak melintasi jalan utama, menciptakan suasana sakral sekaligus meriah bagi masyarakat yang menyaksikannya. Festival ini tidak hanya dimeriahkan bagi masyarakat Tionghoa, Cap Go Meh juga menjadi ajang kebersamaan lintas budaya yang dinantikan oleh banyak orang. Lantas di tahun 2025, kapan Cap Go Meh dirayakan? Simak ulasan berikut ini. Baca juga: Asal usul Cap Go Meh dan tradisi khas yang meriah di Indonesia Jadwal festival Cap Go Meh tahun 2025 Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) dari 3 Menteri tentang Hari Libur dan Cuti Bersama 2025, Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili jatuh pada Rabu, 29 Januari 2025. Hari tersebut menandai tanggal 1 bulan pertama dalam kalender Lunar. Cap Go Meh sendiri dirayakan pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek atau tepatnya pada hari ke-15 bulan pertama dalam kalender Lunar. Jika mengacu pada perhitungan tersebut, Cap Go Meh tahun 2025 jatuh pada Rabu, 12 Februari 2025. Menariknya, perayaan ini bertepatan dengan bulan purnama pertama dalam tahun baru, yang memiliki makna simbolis dalam budaya Tionghoa. Di Indonesia, Cap Go Meh disambut dengan berbagai atraksi seni dan budaya, seperti pertunjukan barongsai, jamuan makan khas, hingga festival lampion yang menjadi daya tarik utama. Lampion merah yang menghiasi langit dalam perayaan ini melambangkan harapan dan doa bagi kehidupan yang lebih baik. Sementara itu, Tahun Baru Imlek telah ditetapkan sebagai hari libur nasional di Indonesia dan ditandai dengan tanggal merah. Namun, berbeda dengan Imlek, Cap Go Meh tidak termasuk dalam daftar hari libur nasional. Artinya, pada tanggal tersebut, seluruh instansi pemerintahan maupun perusahaan swasta tetap beroperasi seperti biasa. Baca juga: Festival Imlek dan Cap Go Meh Singkawang berperan tingkatkan PAD Baca juga: Pemkot Pontianak dan panitia matangkan persiapan Festival Cap Go Meh Pewarta: Sean Anggiatheda SitorusEditor: SuryantoCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4626777/festival-cap-go-meh-2025-jatuh-pada-tanggal-berapa-ini-perhitungannya

  • Kemenpar tekankan penguatan materi dalam RUU tentang Kepariwisataan

    Kemenpar tekankan penguatan materi dalam RUU tentang Kepariwisataan

    Arlaindofood.co.id – Jakarta (Heartdesign) – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menekankan pentingnya penguatan materi bidang pembangunan pariwisata dalam Revisi Undang-Undang (RUU) Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI pada Senin menyampaikan bahwa pemerintah mendorong agar RUU tersebut memasukkan aspek-aspek penting dalam ekosistem pariwisata. “Penguatan materi muatan dalam empat bidang pembangunan kepariwisataan dengan memasukkan aspek-aspek penting dalam ekosistem kepariwisataan,” kata Widiyanti. Ia menjelaskan, penguatan pembangunan kepariwisataan dapat dilakukan mencakup empat aspek antara lain industri pariwisata, destinasi wisata, pemasaran, serta kelembagaan kepariwisataan dalam sebuah ekosistem. Baca juga: DPR minta Kemenpar evaluasi industri pariwisata Bali secara menyeluruh Secara umum, substansi ekosistem pembangunan kepariwisataan berfokus pada peningkatan kualitas pariwisata melalui pengelolaan destinasi wisata, pengembangan daya tarik wisata, penyediaan sarana dan prasarana, pemberdayaan masyarakat lokal, pelibatan asosiasi kepariwisataan dan memaksimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Menurut dia, ekosistem tersebut penting untuk meningkatkan kualitas pariwisata di Indonesia. Tidak hanya itu, ia juga menekankan pentingnya kualitas sumber daya manusia sebagai fondasi dari pembangunan pariwisata. Menpar Widiyanti menilai empat aspek tersebut juga sejalan dengan tujuan RUU inisiatif DPR RI. “Dengan usulan perubahan ini, kami harapkan RUU Kepariwisataan dapat lebih memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan pariwisata Indonesia,” ujarnya. Baca juga: Komisi VII DPR rapat dengan Menpar bahas RUU Kepariwisataan Lebih lanjut, pemerintah berpandangan bahwa RUU Nomor 10 Tahun 2009 inisiatif DPR telah mengubah secara signifikan terkait sistematika, materi, hingga esensi UU yang sudah ada. Ia mengungkapkan, DPR diharapkan tidak mengubah secara mendasar desain yang sudah dalam UU tersebut sehingga mengarah pada RUU Kepariwisataan yang baru. Di sisi lain, tidak dimungkinkan RUU Kepariwisataan karena sebagian materi muatan UU Nomor 10 Tahun 2009 telah diubah dengan UU Nomor 6 Tahun 2023 dengan metode omnibus. “Pandangan dan pendapat Presiden yang menjadi pedoman dalam penyusunan Daftar Isian Masalah (DIM) RUU Kepariwisataan adalah meminimalkan perubahan sistematika dan menyempurnakan materi muatan dalam UU Nomor 10 tahun 2009,” katanya. Diketahui, pembahasan RUU Kepariwisataan telah dilakukan oleh Menteri Pariwisata era Presiden Joko Widodo yakni Sandiaga Uno. Keputusan pembahasan RUU tentang Kepariwisataan dioper (carry over) ke periode selanjutnya juga dikarenakan masih terdapat hal-hal krusial yang belum dapat diputuskan. Antara lain dalam hal perbedaan cara pandang terhadap pengaturan RUU mengenai substansi budaya dengan pariwisata dan pengaturan ekosistem kepariwisataan. Baca juga: Anggota Komisi VII DPR usulkan Kemenpar dirikan Politeknik Pariwisata Baca juga: Poltekpar adakan riset pariwisata ungkap Bali belum overtourism Pewarta: Adimas Raditya Fahky PEditor: Zita MeirinaCopyright © Heartdesign 2025 Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.antaranews.com/berita/4622786/kemenpar-tekankan-penguatan-materi-dalam-ruu-tentang-kepariwisataan